"Jadi sepasang alat kelamin laki dan wanita itu representasi kemakmuran. Soekarno ingin agar pesan di balik pembangunan Taman Pancasila itu ya kemakmuran dan keadilan. Itu kan merepresantasikan sila ke lima Pancasila," katanya.
Tak hanya meresmikan Taman Pancasila, Wijanarto menyebut kedatangan Soekarno ke Tegal kala itu juga bertujuan untuk menggaungkan spirit persatuan dan kesatuan bangsa setelah terjadi gejolak Peristiwa Tiga Daerah.
"Soekarno datang ke Tegal selepas Peristiwa Tiga Daerah, khusus untuk menekan radikalisme orang-orang Tegal setelah peristiwa revolusi sosial tu. Pidato Soekarno yang menarik saat itu adalah 'jangan sampai berdiri Republik Tegal, Republik Slawi, dan Republik Talang'. Ini ungkapan Soekarno tentang pentingnya persatuan dan kesatuan," ungkap Wijanarto.
Menurut dia, Soekarno merasa perlu untuk datang ke Tegal karena Peristiwa Tiga Daerah yang dimotori tokoh bernama Sakyani alias Kutil pada saat itu mampu membuat pemerintah pusat kelimpungan dan wibawanya jatuh.
Baca Juga:Tahun 1934, Soekarno Rumuskan Pancasila di Tempat Ini
"Soekarno secara khusus datang ke Tegal untuk mengembalikan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Ini perlu diungkapkan bagaimana petingnya Tegal dalam peringatan Hari Lahir Pancasila," tandasnya.
Selain jejak kunjungan Soekarno, Kota Tegal menurut Wijanarto juga memiliki sejarah kelam yang bisa menjadi pengingat dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, terutama nilai kemajemukan.
Peristiwa tersebut yakni kerusuhan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada Maret 1963. Peristiwa yang menjalar hingga ke wilayah Kabupaten Tegal ini menimbulkan korban dari kalangan etnis Tionghoa.
"Jadi kalau melihat sejarah Tegal itu satu, bagaimana menjaga persatuan, dan kedua adalah bagaimana mengelola kemajemukan. Terkait persatuan, penting juga untuk menjadi pelajaran bagi elit birokrasi di Kota Tegal karena wali kota dan wakil wali kotanya saat ini tidak akur. Persatuan antar elit birokrasi itu juga sangat penting," ujar Wijanarto.
Kontributor : F Firdaus
Baca Juga:Sejarah Hari Lahir Pancasila Jadi Libur Nasional, Ini Penjelasan dan Prosesnya