SuaraJawaTengah.id - Iyus Yusuf adalah satu dari mungkin ribuan orang yang sekarang hidup dalam kesusahan akibat pandemi Covid-19 yang menjungkirbalikkan perekonomian.
Iyus seorang tunadaksa yang sehari-hari berdagang minuman kopi dengan keliling pakai sepeda motor beroda empat. Asal Iyus dari Kampung Kuta Pasir, RT 4, RW 11, Kelurahan Sriwidari, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Dia mengaku tak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, padahal juga menjadi warga terdampak pandemi. Dia tidak mengerti kenapa bisa begitu, sementara dalam pidato Presiden Jokowi yang pernah dia dengar, pemerintah memberikan bantuan kepada keluarga terdampak pandemi untuk menggerakkan perekonomian.
"Saya tidak dapat bantuan apapun sampai saat ini baik itu bansos, PKH, BLT, dan lainnya. Saya mendengar langsung dari Bapak Jokowi di televisi bahwa tunadaksa akan mendapatkan bantuan," kata dia dalam laporan Sukabumiupdate, Selasa (31/8/2021).
Baca Juga:Program Keluarga Harapan, BRI telah Salurkan Rp7,97 Triliun kepada 3,7 Juta Keluarga
Kehilangan satu kaki
Iyus menjadi tunadaksa sejak tahun 2009. Kakinya kanannya diamputasi setelah ditabrak mobil.
Sebelum menjadi pedagang kopi keliling, Iyus berdagang di Jalan Brawijaya. Penurunan pendapatan dia rasakan semenjak pemerintah menerapkan PPKM dan memaksa dia menjadi pedagang keliling.
"Saya sudah lama jualan di Jalan Brawijaya, kalau jualan menggunakan motor roda empat ini semenjak PPKM saja. Saat ini sehari paling dapat Rp100 ribu," ujar dia ketika ditemui di Jalan R. Syamsudin.
Iyus sudah berpisah dengan istrinya. Dia memiliki anak. Penghasilannya harus benar-benar diatur antara memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membiayai sekolah anaknya yang duduk di bangku SMA.
Baca Juga:Percepat Pemulihan Ekonomi, BRI Salurkan Bantuan PKH pada 3,7 Juta Keluarga
Iyus dan keluarganya menumpang tinggal di rumah kakak di Gang Limus, RT 1, RW 2, Kelurahan.
"Semenjak saya berpisah dengan istri saya, kami menumpang di rumah kakak. Motor ini juga dibelikan kakak,” kata dia.