Pengalaman Penjual Jamu Keliling, Tidak Pernah Rugi Selama Pandemi

Susi sudah berdagang jamu tradisional selama 26 tahun. Dia berasal dari Kabupaten Wonogiri dan mengontrak tempat di Kota Demak.

Siswanto
Kamis, 23 September 2021 | 13:15 WIB
Pengalaman Penjual Jamu Keliling, Tidak Pernah Rugi Selama Pandemi
ILUSTRASI: Penjual jamu keliling [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 tidak berdampak pada penurunan pendapatan sebagian penjual jamu tradisional di Demak, Jawa Tengah. Sebaliknya, pendapatan mereka meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat mengonsumsi minuman sehat alami berbahan rempah.

Susi Amiyati (45), seorang penjual jamu keliling ditemui jurnalis Jatengnews di Gang Dukuh Bogorame, Kecamatan Demak Kota, Rabu (22/9/2021), kemarin.

Susi sudah berdagang jamu tradisional selama 26 tahun. Dia berasal dari Kabupaten Wonogiri dan mengontrak tempat di Kota Demak.

Dagangan Susi selama pandemi laris manis. “Dulu bawanya 20 botol, sekarang 30-35 botol,” kata Susi.

Baca Juga:Sejarah Kerajaan Demak dan Raja-raja yang Pernah Menjabat

Satu porsi jamu dengan gelas kecil harganya Rp3 ribu. Dari satu botol jamu, pendapatannya mencapai Rp25 ribu. Jika dia membawa 30 botol berarti pendapatan Rp875 ribu per hari.

Umumnya masyarakat mengonsumsi jamu pada pagi hari dan sore hari. Setiap hari, Susi mulai mendorong gerobak untuk keliling sejumlah perumahan pukul 06.00 WIB hingga 15.00 WIB.

“26 tahun jualan jamu tradisional jalan kaki dorong gerobak. Lima kilometer lebih (setiap hari), ke Perumnas, Gedung KONI masuk, tujuh gang itu panjang panjang. Terus balik lagi,” tutur Susi.

 Jamu yang paling laris di tengah pandemi yaitu empon-empon karena memiliki berbagai kandungan rempah.

“Kayu manis, kapulogo, daun sere, segala macam, itu bumbunya. Yang banyak dicari itu temulawak, jahe, sambiroto yang laris. Namanya jamu empon-empon,” kata Susi.

Baca Juga:Kerajaan Demak: Sejarah dan Raja-raja

Dia menjual jamu temulawak, cabe lempuyang, kunir asem, beras kencur, brotowali, sambiroto, daun sirih, dan daun sirsak.

“Sama empu kunir tawar untuk sakit magh. Temulawaknya juga tawar untuk yang sakit lambung. Ada anggur tolak angin, ada wejangan, parem, sawanan. Komplit,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak