SuaraJawaTengah.id - Dalam beberapa hari terakhir, muncul banyak desakan pembubaran Majelis Ulama Indonesias (MUI).
Desakan itu muncul setelah satu anggotan MUI tertangkap oleh Densus 88 karena terduga terjaring tindak teroris.
Meski banyak desakan pembubaran, tak sedikit yang memberi pembelaan. Salah satunya Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Ma’ruf Amin.
Tak tanggung-tanggung, Ma'ruf menilai tuntutan sekelompok orang untuk membubarkan MUI sangat tidak rasional.
Baca Juga:Sebut Anies Kerap Diserang Berita Hoaks, Syarif Gerindra Dukung Cyber Army MUI
“Seperti banyak jawaban yang diberikan oleh para tokoh masyarakat, pimpinan ormas, pimpinan negara, tuntutan itu memang sangat tidak rasional. Saya sependapat itu dengan pendapat para tokoh itu,” kata Ma'ruf dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Rabu (24/11/2021).
Ia mengungkapkan, jika ada masalah dalam sebuah organisasi, oraganisasinya tidak dibubarkan, melainkan melakukan pembenahan di organisasi tersebut.
“Jangan karena satu orang, namanya penyusupan di mana-mana ada penyusupan itu. Jadi, bukan rumahnya yang dibakar tapi ya tikusnya itulah,” tutur Ma’ruf.
Tak sampai di situ, Wapres juga mengatakan, MUI sudah melakukan wujud nyata komitmen memberantas terorisme dengan membuat fatwa tentang terorisme sebagai tindakan yang haram dan tidak termasuk jihad.
Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Al Chaidar menilai adanya desakan bubarkan MUI merupakan sebuah tindakan yang lancang kepada lembaga tersebut.
Baca Juga:Wacana Pembubaran MUI, Ma'ruf Amin: Jika Ada Tikus di Rumah Bukan Rumahnya Dibakar
Sebab, menurutnya tidak tepat jika MUI dibubarkan menyusul salah satu anggota MUI diduga terlibat dalam kasus terorisme.
"Saya kira itu usulan yang tidak tepat ya, karena pembubaran yang itu agak terlalu lancang ya," ujar Chaidar.
Chaidar menuturkan jika benar ada keterlibatan dari salah satu anggota MUI, lembaga negara lain juga ada banyak orang yang terlibat dalam terorisme.
"Karena kalau misalnya, katakanlah kalau benar ya orang-orangnya itu terlibat dalam terorisme, lembaga-lembaga lain juga banyak orang yang terlibat dalam terorisme," kata dia.
Bahkan, kata Chaidar, ada polisi, tentara yang juga terafilisasi dengan ISIS.
Dia pun mempertanyakan apakah lembaga kepolisian atau lembaga militer harus dibubarkan jika ada yang terlibat dengan terorisme.