SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir dua tahun. Perayaan hari besar atau hari libur menjadi hal yang menakutkan selama wabah Corona menyebar.
Selama dua kali perayaan Idulfitri dilakukan dengan pembatasan. Namun, kini pada Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 tanpa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 yang serentak. Hal itu tentu saja akan menjadi ujian bagi Indonesia, apakah dapat menekan kasus Covid-19 atau tidak.
Menyadur dari BBC Indonesia, Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Iwan Ariawan mengatakan momen ini akan menjadi salah satu penentu kesiapan Indonesia untuk beralih dari fase pandemi menuju endemi, di mana kondisi wabah Covid-19 tidak lagi menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.
Hal itu perlu dibuktikan dengan terkendalinya angka infeksi Covid-19 saat mobilitas masyarakat meningkat sepanjang libur akhir tahun.
Baca Juga:Tak Ada PPKM Level 3, Pemkot Jogja Gelar Operasi Ini Saat Libur Nataru
"Target kita bukan hanya jangka pandek supaya kasusnya tidak naik pasca Natal dan Tahun Baru. Target kita adalah supaya kasusnya turun terus dan ini bisa segera menjadi endemi," kata Iwan.
Sementara epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan Natal dan Tahun Baru akan menjadi "ujian akhir tahun" yang menentukan arah kebijakan penanganan pandemi di Indonesia pada 2022.
"Apabila tidak ada lonjakan, berarti kita lulus, bisa masuk aktivitas kehidupan normal dengan budaya atau perilaku baru sesuai protokol kesehatan Covid-19. Kalau gagal, berarti kita mengulang kembali yang berisiko diikuti korban lagi," ujar Windhu.
Survei Kementerian Perhubungan menunjukkan sebanyak 19,9 juta orang Indonesia berencana mudik saat libur akhir tahun. Namun, Iwan meyakini kebijakan tersebut tidak akan memicu lonjakan kasus karena "situasi pandemi sudah berbeda dan jauh lebih baik."
"[Situasi] Indonesia sudah lebih baik, sudah beda kondisinya. Kita lihat pada Januari-Februari nanti kalau enggak ada kenaikan kasus atau kenaikannya hanya sedikit artinya kita sudah di jalan yang benar untuk penanganan pandemi ini," kata Epidemiolog Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, Selasa (7/12/2021).
Baca Juga:Balikpapan Masuk PPKM Level 1, Pelaksanaan Nataru juga Diperketat?
"Jadi kita akan lihat libur Nataru ini [dampaknya seperti apa]. Tahun depan akan dibahas untuk peralihan menjadi endemi," lanjut dia.
Keputusan pemerintah membatalkan PPKM level 3 sendiri disambut baik oleh pelaku sektor pariwisata.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Bali, I Gusti Agung Rai Suryawijaya optimistis kunjungan wisatawan domestik ke Pulau Dewata akan meningkat. Inilah kali pertama libur panjang di Indonesia berjalan dengan pembatasan aktivitas yang lebih longgar.
"Ini menggairahkan bagi wisatawan domestik khususnya, karena Bali tetap menjadi tempat terfavorit bagi liburan akhir tahun Natal dan Tahun Baru," kata Rai, Selasa (7/12).
Sementara itu, pengamat ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif dari lembaga riset CORE, Mohammad Faisal mengingatkan agar pemerintah tetap waspada.
"Kita harus belajar dari pengalaman ke belakang. Antisipasi yang lemah menyebabkan wabahnya berkembang lebih luas dan lebih mengantam ekonomi," ujur Faisal.