Mutasi Varian Omicron Sangat Cepat, WHO Berikan Saran Vaksin Booster yang Harus Diberikan

WHO memberikan rekomendasi mix and match vaksin Covid-19 untuk dosis kedua dan booster untuk menangkal Varian Omicron

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 17 Desember 2021 | 17:02 WIB
Mutasi Varian Omicron Sangat Cepat, WHO Berikan Saran Vaksin Booster yang Harus Diberikan
Ilustrasi vaksin Covid-19. WHO memberikan rekomendasi mix and match vaksin Covid-19 untuk dosis kedua dan booster untuk menangkal Varian Omicron (Unsplash.com/@3dparadise).

SuaraJawaTengah.id - Varian Omicron membuat panik seluruh penduduk di Dunia. Padahal kasus Covid-19 sudah mulai turun dan mulai kembali ke kehidupan normal. 

Hal itu karena, vaksin yang disuntikan disebut-sebut kurang ampuh menangkal Omicron. Sementara varian yang ditemukan di Afrika Selatan itu bermutasi sangat cepat. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (16/12/2021) mengeluarkan imbauan sementara tentang mix and match (pencampuran dan pencocokan) vaksin COVID-19 dari manufaktur berbeda untuk dosis kedua dan booster.

Vaksin mRNA seperti yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna dapat digunakan sebagai vaksin lanjutan dari vaksin awal AstraZeneca dan sebaliknya, kata WHO.

Baca Juga:Omicron Masuk Indonesia, Begini 2 Langkah Antisipasi Pemkot Jakarta Utara

Sementara itu, vaksin AstraZeneca dan vaksin mRNA apa saja juga dapat digunakan sebagai vaksin lanjutan setelah vaksin pertamanya Sinopharm, demikian informasi WHO.

Vaksin vektor virus berisi perintah untuk membuat antigen virus corona, sedangkan vaksin mRNA menggunakan kode dari SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan COVID-19, untuk memicu respons imun si penerima vaksin.

Vaksin inaktif memanfaatkan virus SARS-CoV-2 dan mematikannya dengan menggunakan bahan kimia, suhu panas atau radiasi.

Pedoman tersebut dikembangkan berdasarkan nasihat dari Kelompok Ahli Penasihat Strategi WHO tentang vaksin awal Desember ini.

Imbauan itu muncul setelah studi besar-besaran pekan lalu mengungkapkan bahwa vaksin pertama AstraZeneca atau Pfizer/BioNTech dilanjutkan dengan vaksin Moderna sembilan pekan kemudian menginduksi respons imun yang lebih baik.

Baca Juga:Varian Omicron Picu Gelombang Covid-19 Baru di Afrika Selatan

Namun WHO mengatakan bahwa pencampuran dan pencocokan vaksin harus mempertimbangkan perkiraan pasokan, akses, manfaat dan risiko vaksin COVID-19 yang dipakai.

Banyak negara yang sudah melakukan strategi mix and match selagi mengalami lonjakan kasus COVID-19, pasokan minim dan laju imunisasi yang lamban karena sejumlah kekhawatiran keamanan.
[ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini