"Saat itu saya tak berani bercerita. Apalagi saya punya kedekatan dengan istri oknum ponpes tersebut," paparnya.
Setelah tak diperbolehkan untuk keluar, Cinta terpaksa tetap tinggal di pesantren tersebut. Hari-harinya dihantui dengan perasaan cemas dan rasa takut karena setiap hari melihat wajah kiai tersebut.
"Sebenarnya saya mau teriak, namun tak bisa," ujarnya.
Setelah tak kuat, akhirnya Cinta buka suara kepada keamanan pondok pesantren tersebut. Namun, kemanan pondok tak menggubris keluhannya.
Baca Juga:Kecelakaan Maut di Demak, 3 Penumpang Meninggal, Warganet Sampe Bilang Ngeri!
"Saya memaksa untuk keluar, akhirnya saya bisa keluar pondok," ucapnya.
Tahun 2019, Cinta memberanikan diri untuk lapor ke polisi setelah dia mempunyai suami.
Suami korban, FI, menyebutkan akan memproses secara hukum. Mempercayakaan penanganan ke pihak kepolisian.
"Ini sudah kita serahkan proses penanganan ke Polisi, saya tidak terimanya itu, hafalan Qurannya sekarang hilang, ditambah psikologis terganggu," ujarnya.
Karena kejadian tersebut, setiap satu bulan satu kali Cinta harus melakukan pijat syaraf. Cara tersebut adalah satu-satunya cara untuk menenangkan pikirannya. Dia tak punya biaya untuk pergi ke psikolog.
Baca Juga:Lawan Pencuri Ikan, Mbah Minto Warga Demak Malah Dituntut 2 Tahun Penjara
Hal itu juga membuat hafalan Al-Qur'an Cinta hilang. Kejadian tersebut tak hanya menghancurkan fisik namun juga psikisnya juga ikut remuk.
"Apalagi saat itu, saya karena keluar tiba-tiba malah difitnah juga. Sebenarnya juga ada ustadzah sebelum saya yang juga cerita pernah dilecehkan dengan oknum ponpes yang sama. Hidup saya tak tenang kalau dia belum dipenjara seumur hidup," harapnya.
Kontributor : Dafi Yusuf