SuaraJawaTengah.id - Guyonan Ketua Umum PDI-Peruangan Megawati Soekarnoputri mengenai ke-Indonesiaan orang Papua masih menjadi perdebatan panjang oleh berbagai pihak.
Ucapan Megawati yang dianggap rasis adalah soal ucapan kopi susu yang diduga merujuk pada warna kulit orang Papua yang lebih hitam.
Meski disampaikan dengan nada bercanda, ucapan rasis ini tetap menuai kecaman. Apalagi ucapan itu diikuti dengan pernyataan bahwa orang Papua hitam-hitam.
Salah satunya perdebatan antara dua akademisi Profesor Sulfikar Amir dan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir.
Baca Juga:Megawati Katakan PDIP Masih Menghitung untuk Usung Capres, Puan Menimpali: Pakai Kalkulator Ya
Profesor Sulfikar Amir bahkan terang-terangan menyebut Gus Nadir mengajak normalisasi rasisme melalui candaan.
"Rasisme itu sering banget dibungkus dengan guyon. Dan guyonan itu yang menormalisasi sikap rasis. Remember jim crow?," katanya melaui twitter pribadinya @sociotalker, Jumat (24/6/2022).
"Can't believe that prof @na_dirs condone this racist guyonan," ujarnya.
Ia pun tak habis pikir, kenapa Gus Nadir menganggap rasisme sebagai candaan, padahal tahu polarisasi di Indonesia kian parah.
"Sudah tahu polarisasi makin parah, ini malah ngajakin normalisasi guyon rasis hanya karena yang berguyon ketua parpol besar," ucapnya.
Baca Juga:Ketum PDIP Megawati: Sekarang Saya Dapat Julukan Si Cantik
Usut punya usut, sikap keras Sulfikar terhadap Gus Nadir karena ia tidak terima dituduh kritikannya terhadap Megawati hanya ingin membuat keributan.
- 1
- 2