SuaraJawaTengah.id - Bandara udara pertama di Kota Semarang terletak di Jalan Abdul Rahman yang kini menjadi Islamic Center Semarang.
Bandara itu juga dicatat oleh Koninklijk Instituut voor Taal, Landen Volkenkunde (KITLV), Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda, pada 1928.
Tak hanya itu, keberadaan bandara di Jalan Abdul Rahman Saleh juga tercatat dalam buku Jejak Langkah Penerbangan di Nusantara karya Kengen.
Di mana pada 1928 para pelaku bisnis Hindia Belanda mengadakan penerbangan sipil yang dijalankan sebuah maskapai.
Baca Juga:Harga Tiket Mahal, Pemerintah Optimalkan Bengkel Pesawat di Kota Batam
Dari situlah berdiri maskapai penerbangan sipil di Hindia Belanda, yang bernama Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM).
Beberapa tahun kemudian, penerbangan KNILM tak hanya melayani rute kota Hindia Belanda seperti Kota Semarang, namun juga rute penerbangan ke Singapura.
Pemerhati sejarah Kota Semarang Tjahjono Raharjo, juga membenarkan adanya bandara di Jalan Abdul Rahman Saleh di era 1920 an.
Bahkan ia memperlihatkan beberapa foto lama koleksi Rijksmuseum Belanda sebagai sumber adanya bandara di Kota Semarang pada 1930.
Dalam foto tersebut sebuah pesawat dengan kode PK-AFC terparkir di lapangan dekat dengan sebuah bangunan.
Baca Juga:Pemerintah Upayakan Efisiensi Biaya Komponen Aviasi Agar Tiket Pesawat Murah
"Pesawat terbang dalam foto ada di bandara yang sekarang Islamic Center, merupakan pesawat komersial," ucapnya, Selasa (30/08/22).
Ia mengatakan kode pesawat tersebut merupakan pesawat dari maskapai penerbangan Hindia Belanda, atau KNILM.
"Jenis pesawat tersebut Fokker Trimotor yang menjadi pesawat pilihan dari maskapai penerbangan KNILM saat itu," ucapnya.
Meski bandara tersebut kini jadi catatan bersejarah, namun ada beberapa hal yang mengejutkan.
Seperti harga tiket penerbangan saat bandara pertama di Kota Semarang tersebut beroperasi.
Pasalnya harga tiket penerbangan dari Jakarta ke Kota Semarang pada 1930 mencapai 17,50 gulden.
Bahkan dari Surabaya menuju ke Kota Semarang saat itu dipatok di angka 45 gulden.
Berdasarkan basis perhitungan dari International Institute of Social History, tiket 17,50 gulden setara dengan Rp2,5 juta.
Sedangkan tiket Surabaya menuju Kota Semarang 45 gulden di angka setara dengan Rp6,5 juta.
Tentunya harga tiket tersebut sangat spektakuler dibandingkan harga tiket pesawat sekarang.
Bisa dibilang tiket pesawat Jakarta-Kota Semarang pada 1930 tiga kali lipat lebih dibandingkan tiket pesawat kelas ekonomi masa kini yang berkisar Rp700 ribu lebih.
Bahkan tiket Surabaya menuju Kota Semarang untuk kelas super jet pada 2022 berkisar Rp2 juta rupiah.
Kontributor : Aninda Putri Kartika