Mengolah Limbah Kayu Jadi Barang Bernilai, Ini Kisah Perjalanan Anita Ediyanti UMKM Binaan BRI di Semarang

Melalui UMKM, wanita yang akrab dipanggil Anita itu merintis perusahaan kecil yang bernama Abe Kreasi. Ia memproduksi barang-barang ramah lingkungan

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 07 Maret 2024 | 09:17 WIB
Mengolah Limbah Kayu Jadi Barang Bernilai, Ini Kisah Perjalanan Anita Ediyanti UMKM Binaan BRI di Semarang
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Abe Kreasi, Anita Ediyanti. [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

"Produknya awal itu kita buat adalah pot bunga kecil, tapi juga multifungsi jadi tempat pensil, permen, coklat, di kafe malah untuk biji kopi. Bisa untuk macam-macam lah," ujarnya.

Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Abe Kreasi, Anita Ediyanti. [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Abe Kreasi, Anita Ediyanti. [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

Memperdayakan Perajin Kecil

UMKM yang dibangun Anita pun bukan hanya memberikan keuntungan diri sendiri. Melainkan beberapa orang juga merasakan pundi-pundi rupiah yang dihasilkan.

Untuk bisa membuat barang-barang limbah itu, Anita rupanya memanfaatkan para perajin kecil yang ada di sekitar rumahnya. 

Baca Juga:Kemanangan PSIS Semarang atas Persik Kediri Bawa Laskar Mahesa Jenar Kokoh di Papan Atas

"Karyawan saya itu cuma 3, tapi kami juga memberi peluang juga kepada pengrajin kayu. Saling kerjasama. Ini sudah sekitar 4-5 pengrajin menjadi mitra kita. Karena semua punya spesialis kayu ya. Ada yang bisa buat kayu jati londo, tapi ternyata ada yang tidak bisa. Ya harus punya beberapa pengerajin," ujarnya.

Pemasaran hingga Ekspor

Produk-produk dari Abe Kreasi pun kini sudah merambah pasar ekspor. Bahkan melalui Rumah BUMN BRI Semarang Anita diperkenalkan dengan para eksportir dari Australia.

"Pemasaran kami ada dari online dan juga mulut ke mulut ya. Tapi produk kita ada yang sudah dijual sampai ke Australia. Namun, kalau ekspor dalam jumlah besar belum, karena persyaratannya kami belum bisa. Kami baru UMKM," ujarnya.

Anita mengungkapkan awal mendirikan UMKM sudah menjadi binaan dari BRI yaitu sekitar tahun 2020. Ia pun mengaku mendapatkan beragam fasilitas, dari pelatihan  pemasaran, sampai ikut pameran gratis.

Baca Juga:Tanpa 3 Pemain Asing, Ini Prediksi Susunan Pemain PSIS Semarang vs Persik Kediri

"Perannya luar buasa, ini saya sampai dapat baru aja seminggu yang lalu, 27 februari lalu. Peralatan produksi dari BRIlife," ujarnya.

"Pendampingan dari BRI yang dari awal menjadi UMKM. Saya itu awalnya tidak percaya diri, karena hanya mengolah limbah, orang menganggap remeh, maka ikut rumah bumn itu jadi mengerti meningkatkan produksi, pemasaran, ikut pameran besar," tambahnya.

Kini usaha yang didirikan Anita bisa berdampak untuk ekonomi keluarga dan para mitra. Selain itu juga berdampak pada lingkungan.

"Pastinya akan mengurangi penebangan pohon dan sampah kayu," ujarnya.

Anita mengungkapkan, menjelang perayaan lebaran dan natal serta musim nikah pasti banyak pesanan.

"Dalam setahuan ya ada 2.000 produk yang keluar. Harga paling murah gantungan kunci love semarang Rp12 ribu, paling mahal di atas Rp500 ribu biasanya Rak untuk butik," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini