- BUMDes Ponggok sukses menarik perhatian Komisi A DPRD Jateng, jadi model kemandirian ekonomi desa.
- Inovasi BUMDes Ponggok tak hanya wisata, tapi juga beasiswa, bukti tata kelola profesional dan transparan.
- Dispermades Klaten terus dorong BUMDes lain, belajar dari Ponggok untuk inovasi dan penguatan ekonomi.
Saat ini, BUMDes tersebut mengelola 11 unit usaha, mulai dari pariwisata air, persewaan gedung, hingga restoran. Keberhasilan ini, menurut Jamaluddin, tidak lepas dari tata kelola yang profesional dan berbasis musyawarah desa.
"Kami memaksimalkan potensi air sebanyak 15.000 liter per detik untuk kesejahteraan warga. Salah satu program sosial kami adalah ‘satu rumah satu mahasiswa’, berupa beasiswa Rp500 ribu per bulan,” jelas Jamaluddin.
Program beasiswa ini menjadi bukti nyata komitmen BUMDes Ponggok dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desanya, menunjukkan bahwa keuntungan ekonomi dapat beriringan dengan dampak sosial yang positif.
Jamaluddin juga membagikan pelajaran berharga dari kegagalan BUMDes di sejumlah daerah lain.
Baca Juga:Kunci Generasi Emas 2045 Jateng: Sekolah Berintegritas dan Mental Resilien di Era Digital
Menurutnya, kegagalan seringkali disebabkan oleh proses perekrutan yang tidak selektif dan perencanaan yang terburu-buru.
Di Ponggok, perekrutan dilakukan melalui tes bertahap dan musyawarah desa, disertai evaluasi rutin dan pembagian hasil usaha secara transparan setiap akhir tahun.
Pendekatan yang cermat dan partisipatif ini memastikan bahwa setiap keputusan didasarkan pada kepentingan bersama dan dikelola oleh individu yang kompeten.
Kepala Dispermades Klaten, Wahyuni Sri Rahayu, menambahkan bahwa dari 391 desa di Klaten, seluruhnya telah memiliki BUMDes.
Namun, baru 13 BUMDes yang masuk kategori maju, dan Ponggok adalah salah satunya.
Baca Juga:Lampu Merah Gubernur Luthfi! Tunjangan Perumahan DPRD se-Jateng Dipastikan Tak Naik
"Kami terus melakukan pembinaan agar alokasi 20 persen dari dana desa benar-benar dapat memperkuat BUMDes. Selain itu, kami juga menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk mendorong inovasi sesuai potensi masing-masing desa,” ujarnya.
Upaya pembinaan dan kolaborasi ini diharapkan dapat menularkan kesuksesan Ponggok ke desa-desa lain, menciptakan ekosistem BUMDes yang lebih kuat dan inovatif di seluruh Klaten.