- Beberapa model Toyota seperti Sienta generasi pertama dan Etios Valco dinilai kurang bernilai karena desain tidak sesuai, performa standar, dan depresiasi harga jual.
- Kijang Innova Venturer dan Yaris Facelift XP150 dikritik karena hanya menawarkan tambahan kosmetik dengan harga yang terlalu tinggi tanpa fitur modern.
- Camry Hybrid bekas berisiko tinggi karena biaya perawatan baterai mahal, sementara Vios generasi ketiga sulit dipastikan riwayat eks armada taksinya.
Vios generasi ini memang populer, tetapi lebih karena digunakan sebagai armada taksi. Banyak unit eks taksi yang kembali dijual ke pasar mobil bekas dan dimodifikasi agar terlihat seperti mobil pribadi. Hal ini membuat pembeli sulit memastikan kondisi mesin, suspensi, maupun kelistrikannya.
Secara performa, Vios tidak terlalu istimewa. Akselerasinya biasa saja dan konsumsi bahan bakarnya tidak sehemat yang dibayangkan. Harga bekasnya pun jatuh cukup dalam, membuatnya kurang cocok untuk kamu yang mengutamakan nilai jual kembali.
5. Toyota Etios Valco
Etios Valco adalah salah satu eksperimen Toyota yang tidak sukses di Indonesia. Mobil ini diimpor dari India dan memiliki desain sederhana yang kurang cocok dengan selera pasar lokal. Interiornya terasa murah, dengan dashboard di tengah dan material plastik keras di seluruh bagian.
Baca Juga:7 Mobil Paling Badak yang Awet Buat Dipakai Harian Tanpa Drama
Mesin 1.2 liter miliknya tidak bertenaga dan konsumsi bensinnya tidak seefisien city car lain pada zamannya. Penjualannya buruk sehingga cepat dihentikan. Harga bekasnya kini memang sangat murah, tetapi kualitas dan nilainya jauh di bawah standar Toyota pada umumnya.
6. Toyota Corolla Altis 1.8 (2014–2019)
Sekilas Altis terlihat premium, tetapi jika dilihat lebih dalam, mobil ini menawarkan nilai yang kurang optimal. Dengan harga baru sekitar empat ratus lima puluh juta, fitur yang didapat terasa standar. Tidak ada ADAS, tidak ada sunroof, dan performanya tergolong biasa. Interiornya juga terlalu aman dan kurang memberikan kesan mewah.
Di pasar bekas, peminat Altis tidak sebanyak kompetitornya. Banyak pembeli lebih memilih Camry untuk sedan premium atau Civic jika mencari performa lebih agresif. Akhirnya, Altis berada di posisi yang serba tanggung.
7. Toyota Camry Hybrid (2012–2017)
Baca Juga:7 Mobil Boros Bahan Bakar Punya Tenaga Kuda, Tetapi Banyak Peminatnya
Di pasar mobil bekas, Camry Hybrid terlihat menggoda karena harganya bisa turun hingga tiga ratus juta. Namun risikonya besar. Usia baterai hybrid sudah lebih dari sepuluh tahun, sehingga potensi kerusakan meningkat. Biaya penggantian baterai bisa melewati tiga puluh juta rupiah, belum termasuk risiko inverter dan pendingin baterai.
Perbaikannya harus dilakukan di bengkel resmi dan biaya perawatannya cukup mahal. Pajaknya juga tinggi karena kapasitas mesin 2.500 cc. Untuk kamu yang mengutamakan efisiensi biaya, Camry Hybrid bekas tidak cocok.
Toyota memang dikenal sebagai produsen mobil berkualitas. Namun tidak semua modelnya menawarkan nilai terbaik. Beberapa mobil di atas memiliki kelemahan yang cukup signifikan dari sisi desain, performa, fitur, hingga nilai jual kembali.
Sebelum membeli mobil Toyota apa pun, pastikan kamu memahami karakteristiknya dan memilih sesuai kebutuhan agar tidak menyesal di kemudian hari.
Kontributor : Dinar Oktarini