
SuaraJawaTengah.id - Para petani Kendeng yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) di wilayah Desa Tegaldowo dan Desa Timbrangan, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah menggelar ritual 'ngalungi sapi', Jumat (12/4/2019).
Ritual dilakukan dengan memandikan sapi serta memberikan sajian makanan kepada sapi-sapi tersebut. Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada hewan ternak yang telah membantu dalam proses bertani.
Ritual itu juga bertepatan dengan dua tahun, atau tepatnya pada 12 April 2017 lalu, saat dikeluarkannya rekomendasi dari tim ahli KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) atas wilayah Pegunungan Kendeng, khususnya yang berada di wilayah Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih Rembang.
"KLHS yang telah disusun, harus dipegang teguh dan dijalankan demi kelestarian lingkungan. Kartini Kendeng tidak pernah putus untuk mengingatkan kepada semua yang mempunyai janji-janji itu," ujar Sukinah selaku koordinator Kartini Kendeng.
Baca Juga: Petani Kendeng Kembali Menagih Janji Jokowi Tolak Pabrik Semen
Bagi Sukinah, dan para Kartini Kendeng, KLHS merupakan perintah Presiden RI yang lahir saat bertemu petani Kendeng pada tanggal 2 Agustus 2016 di Istana Negara Jakarta.
"Harapan petani Kendeng bahwa pemerintah serius memperhatikan masa depan Pegunungan Kendeng, masa depan anak cucu kita semua dan masa depan negeri ini. Kenapa? karena kelestarian Kendeng adalah hal yang mutlak harus dilakukan dan dilindungi," papar dia.
Hingga saat ini, kata Sukinah, rekomendasi hasil KLHS Kendeng satupun belum dijalankan oleh pemerintah Jokowi saat ini, baik pusat maupun daerah.
Bahwa, dasar operasi PT Semen Indonesia di Rembang banyak melakukan pelanggaran dan hasil rekomendasi KLHS Kendeng tidak dipatuhi sama sekali.
"Bagi kami, sampai kapanpun akan terus memperjuangkan kelestarian Pegunungan Kendeng, terus menolak keberadaan industri semen dan penambangan batu kapur di Pegunungan Kendeng," katanya.
Baca Juga: Petani Kendeng Bangun Tenda Darurat di Seberang Istana Merdeka
Kartini Kendeng juga mengingatkan, mendekati Pemilu 2019, kepada para capres dan cawapres, partai politik hingga caleg, bahwa suara rakyat bukan untuk 'dibeli' dengan janji-janji kosong tanpa realisasi keberpihakkan pada kepentingan rakyat.
Berita Terkait
-
Gus Miftah Pernah Sindir Prabowo di Pemilu 2019, Netizen Langsung Sebut Penjilat
-
Beberkan Data, Jimly Asshiddiqie: Apakah Pemilu 2019 Tidak Lebih Buruk?
-
Kominfo Akui Pemilu 2024 Lebih Kalem Ketimbang 2019, Cuma Buzzer yang Berisik
-
Cerita Suhartono Obati Caleg Stres: Kalah di Pemilu, Uang Habis Ditinggal Anak-Istri
-
Kisah Harun Al Rasyid: Korban Tewas Kerusuhan Pemilu 2019 yang Disinggung Anies di Debat
Terpopuler
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
- Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
Pilihan
-
Kasus Pagar Laut PIK 2 Milik Aguan 'Tenggelam', Nusron Wahid Dinilai Alot dan Sekarang Diam
-
Hanya di Era Prabowo-Gibran! Rakyat Terpaksa Kuras Habis Uang Tabungan
-
Unggah Video Timnas Indonesia U-17, Gibran Tulis Pesan Menyentuh
-
Kalahkan Timnas Indonesia, Pemain Korut U-17 Menjerit: Saya Ingin Keluar dari Negara Ini
-
Marak PHK dan Daya Beli Lebaran Anjlok, Ekonomi Kuartal I Diramal 5,03 Persen
Terkini
-
Ciptakan Kesetaraan Gender, Holding Ultra Mikro BRI Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita
-
Nongkrong Makin Asyik! Klaim Link DANA Kaget Hari Ini, Bisa Buat Ngopi di Kafe Favoritmu
-
Kisah Habib al-Najjar di Surat Yasin Ayat 20: Pria Pemberani yang Suarakan Kebenaran
-
BRI Pemalang Dorong Masyarakat Nabung Emas Lewat BRImo: Investasi Aman, Mudah, dan Terjangkau
-
Kisah Kartini Borobudur: Ibu-ibu Tangguh Lawan Penggusuran, Demi Hak Berjualan