Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Rabu, 17 April 2019 | 16:32 WIB
ILUSTRASI - Napi perempuan di TPS. (Suara.com/Achmad Ali).

SuaraJawaTengah.id - Banyak narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Semarang atau Lapas Bulu, berlama-lama di dalam bilik suara saat hari pencoblosan Pemilu dan Pilpres 2019, Rabu (17/4).

Mereka berlama-lama di dalam bilik karena merasa kebingungan atas banyaknya nama-nama caleg pada kertas surat suara.

Nur Mustafidah, Kasi Pembinaan Narapidna dan Anak Didik Lapas Wanita Kelas II A Semarang mengatakan, hal itu disebabkan mayoritas napi bukan warga asli Semarang.

"Ada 143 napi wanita menggunakan hak suaranya dari 343 napi, yang asli Semarang paling hanya 20 napi di tiap TPS Lapas Bulu ini, " kata Nur Mustafidah.

Baca Juga: Jokowi Menang Telak dari Prabowo di Sejumlah TPS di Blitar

"Kalau pemilihan capres cawapres pasti lebih mudah karena sudah tahu. Tapi mereka lama di bilik suara karena bingung, tidak kenal kalau caleg,” tuturnya.

Untuk diketahui, Pilpres 2019 yang digelar pada 17 April 2019, diikuti oleh 190.770.329 pemilih. Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan KPU paling banyak ada di Jawa Barat, yakni 33 juta individu.

Wilayah lain yang mencatatkan jumlah pemilih lebih dari 10 juta adalah Jawa Timur dan Jawa Tengah, masing-masing 30,9 juta dan 27,8 juta.

Provinsi dengan jumlah DPT paling sedikit adalah Kalimantan Utara tercatat 450 ribu pemilih.

Sementara jumlah TPS Pilpres 2019 mencapai 809 ribu unit. Angka ini hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan Pilpres 2014 yang hanya 477 ribu.

Baca Juga: KPU Akan Investigasi Soal Keterlambatan Logistik Pemilu di Papua

Kontributor : Adam Iyasa

Load More