Chandra Iswinarno
Kamis, 16 Mei 2019 | 19:11 WIB
Bubur India Masjid Pekojan yang bertahan hingga 2,5 abad. [Suara.com/Adam Iyasa]

Warga sekitar juga banyak yang minta untuk dibawa pulang sebelum dibagi kedalam mangkuk-mangkuk.

"Hari ini bubur India diberi tambahan gulai Bustaman, besoknya bisa ganti opor, sambal goreng, dan lainnya," katanya.

Mangkuk-mangkuk plastik itu ditata sejajar di serambi Masjid Pekojan. Bersanding dengan gelas warna-warni pula berisi susu, ada juga tambahan takjil berupa buah kurma.

Menjelang waktu berbuka, para jamaah, warga sekitar, para musafir dan kaum dhuafa, akan berkumpul menjadi satu. Saling menghadap pada mangkuk bubur yang telah ditata itu.

"Setiap Ramadan sesekali mampir masjid Pekojan, ikut buka puasa takjil bubur. Saya menyebutnya bubur Koja atau bubur India, rasanya beda ada rempah-rempahnya. Hangat, halus, dan cocok bagi lambung dimakan saat berbuka puasa," kata Prasetya, salah satu warga yang siap menyantap bubur India.

Kontributor : Adam Iyasa

Load More