Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Senin, 20 Mei 2019 | 17:37 WIB
Ilustrasi. [Suara.com/Muhammad Ardi Yansyah]

SuaraJawaTengah.id - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Jawa Tengah Sriyanto Saputro mengaku kubunya tidak menginstruksikan kepada relawan atau pendukung Prabowo - Sandiaga yang melakukan aksi jalan kaki dari Semarang menuju Jakarta. '

Sriyanto menanggapi aksi jalan kaki yang dilakukan seorang warga bernama Taryanto, yang menempuh perjalanan dari Semarang menuju Jakarta.

Aksi Longmarch itu dalam rangka untuk mengikuti gerakan people power di Jakarta, Rabu (22/5/2019) mendatang.

"Walah enggak ada instruksi apapun mas, baik perintah pusat maupun daerah, itu yang melakukan tiga orang relawan. Tapi saya lupa di mana dan kapan berangkat," kata Sriyanto, saat dikonfirmasi, Senin (20/5/2019).

Baca Juga: Polisi Sweeping Peserta Aksi 22 Mei, Sandiaga: Jangan Berangus Kebebasan

Menurut Sriyanto, tak hanya relawan 02 saja, siapa pun boleh melakukan aksi seperti yang dilakukan Taryanto. Hanya saja, pihaknya kembali menegaskan tidak ada instruksi hal tersebut.

"Mungkin kalau ditulis BPN Jateng koordinasikan jalan ke Jakarta langsung saya ditangkap, dituduh makar," selorohnya.

Diketahui, Taryanto melakukan aksi jalan kaki dari Semarang menuju Jakarta. Warga Kecamatan Gunungpati Kota Semarang itu berangkat pada 10 Mei 2019 dan tiba di Rumah Siap Kerja, Jalan Wijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (18/5/2019) malam.

Sementara, Kapolrestabes Semarang Kombes (Pol) Abioso Seno Aji mengaku jika sampai hari ini belum ada informasi terkait rencana aksi tanggal 22 Mei.

"Belum ada informasi masuk rencana aksi 22 Mei yang khusus di Semarang, begitupun yang akan berangkat ke Jakarta," kata Abioso.

Baca Juga: Mendengar Aksi 22 Mei 2019 Ditunggangi 3.000 Jihadis, Investor Akan Kabur?

Namun demikian, pihaknya memerintahkan jajarannya intelijen untuk setiap hari memonitor dan memantau sekaligus melakukan pendekatan kepada seluruh tokoh yang ada di Semarang.

Load More