Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Kamis, 13 Juni 2019 | 20:13 WIB
Penampakan lokalisasi Sunang Kuning, Kelurahan Kalibanteng, Semarang Barat. (Suara.com/Adam Iyasa)

SuaraJawaTengah.id - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tenga mengaku akan menutup kawasan Sunan Kuning, tempat prostitusi terbesar di Kota Semarang.

Rencana penutupan lokalisasi yang ada di Kelurahan Kalibanteng, Semarang Barat itu akan dilakukan sebelum Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2019 dan segera akan dialihfungsikan.

Kasatpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengklain telah mengintruksikan anak buahnya untuk melakukan pendekatan kepada para wanita pekerja seks (WPS) Sunan Kuning atau Resosialisasi Argorejo.

"Nanti selang sepekan setelah sosialiasi ke warga binaan, kami akan mulai eksekusi dengan meminta para wanita pekerja seks (WPS) untuk kembali ke tempat asal masing-masing," kata Fajar di Semarang, Kamis (13/6/2019).

Baca Juga: Makam Ulama Sunan Kuning yang Terpinggirkan Popularitas Lokalisasi

Penampakan lokalisasi Sunang Kuning, Kelurahan Kalibanteng, Semarang Barat. (Suara.com/Adam Iyasa)

Diketahui jika para warga binaan Resosialisasi Argorejo 90 persen merupakan pendatang yang berasal dari daerah seperti Jepara, Demak, Kendal, Bandung, Surabaya, dan lainnya.

Pemulangan para warga binaan Resosialisasi Argorejo itu ditarget selesai pada pertengahan Juli 2019 mendatang.

"Setelah warga binaan Argorejo dipulangkan, langsung ditutup. Nanti rembukan ke warga asli bagaimana menghidupkan lokasi tanpa ada unsur esek-esek," bebernya.

Fajar menyebut, dikarenakan pula mayoritas bangunan di kawasan tersebut memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Maka opsi yang paling memungkinkan akan mengalihkan fungsi kawasan tersebut sebagai Kampung Tematik.

Selain itu, keberadaan makam wali Sunan Kuning yang hanya berjarak 50 meter, dinilai Fajar sangat tidak tepat jika dikotori perilaku esek-esek.

Baca Juga: Bulan Ramadan, Ini Perubahan yang Terjadi di Lokalisasi Pasar Kembang

"Sunan Kuning itu nama wali, tapi kok buat tempat esek-esek, ini kan tidak benar. Pemkot akan mengalihkan fungsi kawasan sebagai Kampung Tematik Kuliner," paparnya.

Sehingga diharapkan warga asli yang sejak awal memiliki usaha berjualan saat ada masih lokalisasi, tidak akan kehilangan pekerjaan.

"Warga asli kan banyak yang jualan makanan, minuman, mendirikan warung. Maka yang cocok alih fungsi Kampung Tematik Kuliner," katanya.

Untuk menyukseskan penutupan lokalisasi Sunan Kuning, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Semarang, para ormas dan warga sekitar.

"Kami harap berjalan sukses karena sudah mendapat dukungan semua elemen masyarakat. Ini juga sesuai target pemerintah pusat yang akan menutup seluruh lokalisasi di Indonesia pada 2019," tuturnya.

Kontributor : Adam Iyasa

Load More