Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 19 Juni 2019 | 18:38 WIB
Suasana SMA 3 Semarang yang merupakan salah satu sekolah favorit di Ibu Kota Jateng. [Suara.com/Adam Iyasa]

"Zonasi mengubah paradigma sekolah favorit terhapus. Justru ini saatnya membuktikan sekolah favorit mampu mencetak siswa berprestasi saat lulus nanti," terang Kepala Sekolah SMAN 5 Semarang Titi Prihatiningsih.

Pihaknya menyebut, semua SMA kini memiliki modal yang sama untuk melakukan pemerataan siswa dan sekolah secara prestasi.

"Seperti yang diamanatkan undang-undang dan Pak Mendikbud, pemerataan siswa dan sekolah berprestasi. Kita ini tugas membuat siswa pintar, kalau masuk jadi 'gaplek' keluar jadi 'brownies' kan bagus," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Jawa Tengah Jumeri mengatakan zonasi mampu membangun budaya kompetisi yang sehat antarsekolah. Siswa dan guru bisa saling memotivasi untuk makin tekun belajar, kreatif, dan inovatif.

Baca Juga: PPDB 2019, Ini Daftar 5 SMA Terbaik di Jakarta Selatan

"Zonasi membuktikan pemerintah menjamin pelayanan pendidikan siswa yang berprestasi. Siswa berprestasi dapat diberikan peran sebagai partner dalam peningkatan pembelajaran di lingkungan sekolah," katanya.

Pihaknya, menyarankan pada tiap sekolah untuk jeli melihat peluang kuota jalur prestasi 20 persen dalam zonasi dan 10 persen luar zonasi agar keterisian tepat sasaran kepada yang berhak.

"Kuota 20 persen dalam zonasi bisa dilihat nilai NEM dan prestasi lainnya, untuk siswa berprestasi akan langsung lolos dalam dan di luar zona jika mendapatkan juara 1, 2, 3 lomba internasional dan juara 1 lomba tingkat nasional. Dengan catatan, lomba yang diikuti berjenjang," tukasnya.

Kontributor : Adam Iyasa

Baca Juga: PPDB 2019, Penghafal 10 Juz Alquran Bebas Pilih Sekolah Negeri Favorit

Load More