Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 24 Juni 2019 | 18:56 WIB
Peternak ayam yang tergabung dalam Perhimpunan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia mengobral harga ayam di Jalan Adisutjipto, Solo sebagai bentuk protes. [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraJawaTengah.id - Peternak ayam ras yang tergabung dalam Perhimpunan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia melakukan aksi protes terhadap pemerintah, Senin (24/6/2019). Pasalnya, selama ini harga ayam terus turun bahkan di titik yang sangat rendah.

Aksi protes ini dilakukan dengan cara melakukan obral ayam di pinggir jalan, tepatnya di Jalan Adi Sucipto, Solo, Jawa Tengah (Jateng).

Ketua Pinsar Indonesia Jateng, Parjuni mengungkapkan harga ayam saat ini hanya Rp 25 ribu per ekor.

"Padahal saat kondisi normal harganya bisa Rp 40 ribu per ekor. Dengan berat rata-rata dua kilogram," terang Parjuni disela aksi yang dilakukannya.

Baca Juga: Panen Raya Jagung Blora, Kementan Jembatani Kerja Sama Petani-Peternak Ayam

Parjuni menambahkan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah. Menurutnya, pemerintah tidak juga melakukan tindakan terkait anjloknya harga ayam ini.

"Padahal ini sudah terjadi sejak April lalu. Dan pemerintah tidak juga melakukan tindakan untuk menstabilkan harga," katanya.

Saat ini harga jual ayam sudah di bawah biaya produksi yang rutin dikeluarkan oleh para peternak. Untuk setiap satu kilogram, biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak sebesar Rp 18.500. Sementara harga jual hanya Rp 8000 sampai Rp 9000 per kilogram.

"Kondisi membuat peternak merugi, bahkan tidak sedikit yang memilih gulung tikar karena terus merugi," katanya.

Tidak hanya melakukan aksi obral ayam, Parjuni juga mengatakan, bahwa pihaknya juga akan melakukan pembagian ayam gratis jika harga ayam tidak segera stabil.

Baca Juga: Pemerintah Bantu Peternak Ayam Petelur Dapatkan Pakan Lebih Murah

Load More