SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 11 desa di enam kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mulai terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Muhsono, kendala kekeringan tersebut memiliki kendala yang serupa, yakni minimnya sumber air bersih di saat debit air di sumur milik warga menyusut hingga mengering.
Ia merinci sebelas desa tersebut meliputi Desa Panunggalan dan Tegalpingen Kecamatan Pengadegan dan Desa Tamansari Kecamatan Karangmoncol. Kemudian Desa Karangcegak, Karangjengkol, Candiwulan dan Candinata, Kecamatan Kutasari, Desa Bandingan, Kecamatan Kejobong, Desa Karanganyar dan Jambudesa, Kecamatan Karanganyar, serta Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon.
"Untuk kesemua desa terdampak kekeringan itu, sudah disalurkan 41 tangki air bersih yang bersumber dari APBD Purbalingga," kata Muhsoni, Rabu (3/7/2019).
Baca Juga: Hadapi Kekeringan, Gubernur Khofifah Instruksikan Distribusi Air Bersih
Desa-desa tersebut, lanjut Muhsoni merupakan wilayah yang memang rentan dilanda kekeringan. Hal tersebut berdasarkan pengalaman dalam penyaluran air bersih tahun-tahun sebelumnya, yang kemudian menjadi pertimbangan dalam memetakan wilayah rawan kekeringan tahun ini.
"Desa rawan kekeringan (di Purbalingga), mengacu penyaluran air bersih tahun 2018, itu ada 75 desa di 15 kecamatan," kata Muhsoni.
Sementara itu, dampak kekeringan di Kabupaten Cilacap, hingga saat ini sudah mencapai 17 desa di tujuh kecamatan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Heru Kurniawan mengatakan, setidaknya ada dua karakteristik kekeringan di wilayahnya.
Sebagian di wilayah Cilacap yang mengalami kekeringan membuat warga mengalami kesulitan air bersih. Hal tersebut terjadi karena air dari sumber menjadi payau dan warnanya menguning.
Baca Juga: Kemarau Tahun Ini, 556 Desa di Jatim Terancam Kekeringan Kritis
Karakeristik kekeringan tersebut, satu di antaranya dialami warga Dusun Binangun dan Gocea, Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari. Sedangkan, kekeringan di wilayah lainnya, akibat sumber-sumber air milik warga mengering. Karakteristik itu seperti yang dialami warga Desa Karangpucung dan Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung.
Berita Terkait
-
Krisis Air Serbia Makin Parah: Bagaimana Nasib Ribuan Ternak?
-
Parah! 7 Provinsi di Indonesia Kekeringan Ekstrem, 2 Bulan Tak Diguyur Hujan
-
Doa Ketika Kekeringan, Amalkan Agar Turun Hujan
-
Dampak Gelombang Panas Diprediksi Landa Indonesia Juli-Oktober, Ini Antisipasi Pemerintah
-
GBU Komitmen Lestarikan Lingkungan dan Memerangi Kekeringan
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Menteri Perdagangan dan Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU Sleman yang Disegel
-
Deretan Tablet Redmi Terbaru 2024 dan Spesifikasinya
-
Diskon BRImo hingga Cashback Meriahkan OPPO Run 2024
-
Survei Pilkada Kota Semarang: Yoyok-Joss Unggul Tipis atas Agustina-Iswar
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng