SuaraJawaTengah.id - Tiang penyangga ruang utama atau yang dikenal dengan nama saka rawa Masjid Agung Surakarta dimakan rayap. Kerusakan disebabkan kesalahan saat renovasi yang dilakukan pada tahun 2005 silam.
Saat ini, takmir masjid sudah melakukan perbaikan untuk mengembalikan kondisi saka rawa seperti aslinya.
Kerusakan saka rawa ini sudah diketahui oleh pihak takmir masjid sejak April lalu. Lantaran, bangunan masjid yang termasuk sebagai benda cagar budaya, pihak rumah tangga masjid pun menyampaikan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
Arkeolog pendamping perawatan Masjid Agung Surakarta, Hareza Eko Prihantoro, mengatakan kerusakan tiang masjid terjadi lantaran saat renovasi tiang tersebut dicor. Hal inilah yang membuat kayu menjadi rapuh.
Baca Juga: Akan Dicat Ulang, Warga Diharapkan Ikut Jaga Cagar Budaya dari Aksi Vandal
"Cor dimasukkan ke dalam tiang, inilah yang menyebabkan tiang rusak. Padahal seharusnya sesuai dengan UU Cagar Budaya, rehabilitasi harus memperhatikan keaslian material yang digunakan," kata Hareza saat dihubungi Suara.com, Kamis (11/7/2019).
Kemudian, Hareza menambahkan, adanya cairan selulosa pada kayu membuat rayap berdatangan. Cairan tersebut sangat disukai oleh rayap.
"Perbaikan dilakukan dengan menyemprotkan insektisida agar rayap yang ada di tiang masjid mati. Barulah dilakukan penggantian tiang menggunakan kayu asli," katanya.
Untuk perbaikan saka rawa ini sepenuhnya menggunakan uang kas masjid dengan total mencapai Rp 87 juta. Untuk pengerjaan diperkirakan memakan waktu tiga pekan. Dan ini sudah dimulai minggu lalu.
"Kalau target tidak ada, kalau ditarget nanti tidak maksimal hasilnya. Ini kan juga bukan proyek," tandasnya.
Baca Juga: Cagar Budaya Pangukan Jadi Sasaran Vandalisme, Pelaku Berambut Merah
Sementara itu, bagian rumah tangga Masjid Agung, Mustak mengatakan, renovasi terakhir dilakukan pada 2005 lalu. Dana yang digunakan untuk renovasi sebesar Rp 4 miliar dari Pemkot Solo dan juga Pemprov Provinsi.
Kontributor : Ari Purnomo
Berita Terkait
-
Mengenal Kembali Gedung Sarekat Islam: Warisan Sejarah yang Terlupakan
-
Sejumlah Aset Milik Peruri Ditetapkan Sebagai Warisan Nasional
-
Mengintip Perawatan Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng
-
Percantik Pura Mangkunegaran untuk Dukung Cagar Budaya dan Pariwisata Kota Surakarta
-
Nadiem Makarim Luncurkan Indonesian Heritage Agency, IHA Jadi Wujud Kolaborasi Pelestarian Warisan Budaya Indonesia
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
Terkini
-
Dukungan Jokowi dan Prabowo Tak Mampu Dongkrak Elektabilitas Luthfi-Yasin? Ini Hasil Survei SMRC
-
Semarang Diperkirakan Hujan Ringan, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Pentingnya Sanitasi Dasar untuk Kesejahteraan Warga Jawa Tengah
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Purwokerto: Trik Manfaatkan AI Untuk Sumber Pendapatan Baru
-
Produktivitas Sumur Tua Melejit, BUMD Blora Hasilkan 410.000 Liter Minyak!