Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 12 Juli 2019 | 01:05 WIB
Sumur tua bersejarah peninggalan penjajahan Belanda di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/7/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]

Kondisi Memprihantinkan

Sugianto (58), pengunjung Kota Lama Semarang, mengakui kesejukan dan kejernihan air sumur tua itu. Dengan menggunakan ember untuk menimba air, dia membasuh muka dan kaki.

"Jalan-jalan di Kota Lama lumayan panas, ini baru mencoba air sumur itu. Jernih dan segar," katanya.

Sugianto (58), pengunjung Kota Lama Semarang, membasuh muka dan kakinya dengan air dari sumur tua bersejarah peninggalan penjajahan Belanda, Kamis (11/7/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]

Kekinian, sumur tua legendaris tersebut cukup memprihatinkan. Meski sebagai situs bersejarah, perhatiannya sedikit terlepas dari pembangunan revitalisasi Kota Lama menuju situs kota sejarah warisan dunia (world city heritage) UNESCO.

Baca Juga: Greysia Polii Taklukan Tantangan Bottle Cap Challenge, Warganet: Gokil

Terlihat ada dua bangunan toilet, satu toilet konsep manual dan satu toilet lainnya berwarna hijau berkonsep ecogreen di depan sumur. Pemandangan itu cukup mengganggu keberadaan situs sumur tua itu.

Pada pagar sumur juga tertera pamflet sebagai simbol protes para pegiat sejarah Kota Lama, dari terancamnya situs sejarah sumur tua tersebut. Pada pamflet itu tertulis "Save Kota Lama".

"Disayangkan, malah di samping sumur dibangun toilet MCK. Harusnya Pemkot Semarang jeli, jika sumur itu ada riwayat sejarah dalam menyelamatkan warga Semarang dari wabah penyakit saat itu," tukas Rukardi.

Kontributor : Adam Iyasa

Baca Juga: Aksi Vandalisme di Jembatan Bersejarah Pangukan Kerap Terjadi Berulang

Load More