Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Sabtu, 10 Agustus 2019 | 22:11 WIB
Widjianto menyelesaikan anyaman besek di teras rumahnya. [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraJawaTengah.id - Gencarnya kampanye diet plastik dan mengganti besek saat pembagian daging kurban pada Idul Adha 2019 memberikan angin segar bagi perajin besek. Setidaknya, pesanan besek mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjelang Idul Adha.

Salah satunya seperti yang dirasakan oleh Widjianto. Perajin besek yang tinggal di Dukuh Tobong RT 01 RW 6 Kelurahan Pundungrejo, Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah ini kebanjiran pesanan besek.

Pria 40 tahun yang juga penyandang disabilitas itu mengatakan, sejak adanya imbauan penggunaan besek, pesanannya meningkat drastis. Dalam sehari, puluhan besek yang dibuatnya sudah ludes terjual.

Sejumlah pedagang mengambil besek buatannya dan menjualnya di pasar-pasar tradisional di wilayah Sukoharjo.

Baca Juga: Pedagang Sebut Info Penggunaan Besek untuk Daging Kurban Mendadak

"Sejak adanya imbauan menggunakan besek untuk pembagian kurban, pesanan besek naik banyak. Puluhan besek yang saya buat langsung diambil pedagang dan dijual ke pasar," katanya kepada Suara.com, Sabtu (10/8/2019).

Besek-besek yang dibuatnya dijual dengan harga yang berbeda. Mulai dari Rp 2.500 sampai dengan Rp 3.000. Perbedaan harga itu tergantung pada ukuran anyaman bambu tersebut.

"Kalau yang kecil harganya Rp 2.500 yang agak besar Rp 3.000. sehari bisa membuat puluhan besek," katanya.

Keahlian dalam membuat besek ini didapatkan Widji dari seorang temannya. Pada tahun 2013 lalu dirinya belajar dari seorang teman untuk membuat besek. Dari situlah,Widji terus belajar untuk membuat besek dengan berbagai ukuran.

Tidak hanya besek saja yang dibuatnya, tapi ada berbagai kreasi kerajinan lain yang dibuat Widji. Kerajinan menggunakan bahan utama bambu.

Baca Juga: Pasar Jaya Tak Kirim Besek untuk Daging Kurban Lagi, Pedagang Beli ke Jabar

"Ada tempat tisu, tampah, nampan, dan juga kerajinan berbahan bambu lainnya. Dulu belajar dari teman di Jogja, memang awalnya susah membuat besek. Tetapi, kalau sudah terbiasa akan semakin mudah," ungkapnya.

Widji pun mengaku sangat bersyukur dengan meningkatnya pesanan besek ini. Pasalnya, selama ini kerajinan bambu yang dibuatnya tidak begitu mendapatkan sambutan dari pembeli. Sehingga, bisa dikatakan sepi pembeli.

"Selama ini pembelinya lesu, jadi dengan adanya pesanan besek ini ya cukup bersyukur.”

Kontributor : Ari Purnomo

Load More