Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 20 Agustus 2019 | 19:37 WIB
Wali Kota Depok Mohammad Idris saat menyambangi pasar Agung, Kecamatan Sukmajaya untuk mencek bahan pokok di Depok, Jawa Barat. (Suara.com/Supriyadi)

SuaraJawaTengah.id - Jelang pilkada serentak Tahun 2020, bursa calon pemimpin Kota Depok Jawa Barat mulai kembali memanas. Meski tahapannya akan dimulai pada September 2019, namun Wali Kota Mohammad Idris belum mendapat kendaraan politik untuk maju lagi dalam ajang kontestasi politik tersebut.

Jika tahun 2015 silam, Idris diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), saat ini diakuinya masih menunggu partai politik yang akan mengusungnya dalam Pilkada 2020.

"Soal pilkada akan dimulai September untuk tahapannya, saya akan mengumumkan setelah tahapan," kata Idris di Wisma Hijau Kecamatan Cimanggis pada Selasa (20/8/2019).

Idris mengklaim banyak komunitas yang menudkungnya maju kembali menduduki kursi nomor satu di Kota Depok. Komunitas tersebut terdiri dari kelompok agama, pemuda dan kewilayahan yang sudah menyatakan dukungan serta mendeklarasikannya.

Baca Juga: 7 Parpol Bersatu Jelang Pilkada Depok 2020

"Tentunya harus ada kendaraan politik maju di pilwalkot 2020 ini. Saya harus punya tiket. Dan berkoalisi dengan parpol pendukung. Nanti saya kabarkan setelah mendapatkan tiket kendaraan politik maju di pilwalkot. Kendaraan politik yang mahal belum tentu bagus," katanya.

Sementara itu, Ketua KPU Depok Nana Shobarna mengatakan, saat ini masih menunggu regulasi pelaksanaan Pilkada Depok dan masih menunggu aturan dari KPU pusat terkait tahapannya. Ia mengatakan, KPU Kota Depok mulai mempersiapkan diri dalam menghadapi Pilwalkot 2020 dengan mengajukan anggaran sebesar Rp 64 miliar.

"Kami menganggarkan untuk pelaksanaan di angka Rp 64 miliar untuk kegiatan Pilkada Depok 2020 sampai dengan tuntas, tapi belum tau di-acc atau dikabulkannya berapa," katanya.

Kontributor : Supriyadi

Baca Juga: 20 Anggota DPRD Depok Bolos Sidang Paripurna, Veteran: Kami Tak Dihargai

Load More