Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Rabu, 21 Agustus 2019 | 13:38 WIB
KPK menyegel satu ruangan kerja di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUKP) Kota Yogyakarta,Selasa (20/8/2019). [Suara.com/Putu Ayu P]

SuaraJawaTengah.id - Jaksa pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Solo, Satriawan Sulaksono sempat menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi setelah menyandang status tersangka terkait kasus suap proyek lelang rehabilitasi saluran air hujan di Yogyakarta.

Terkait hal itu, tetangga di lingkungan Satriawan pun mengaku syok mendengar kabar jika jaksa tersebut kini jadi buruan KPK. Sebab, selama ini, di lingkungan kampung Satriawan memiliki jiwa sosial yang cukup bagus.

Salah seorang tetangga Satriawan, Retno Juwami (47) mengatakan, selama ini dirinya tidak menyangka jika tetangganya itu akan terlibat kasus operasi tangkap tangan (OTT) KPK.

Sardjo Handojo, Ketua RT 03 RW 2, Tanon Lor, Gedongan, Karanganyar. (Suara.com/Ari Purnomo).

"Baru tahu tadi pagi kalau pak Satriawan ditangkap. Ya sangat tidak menyangka, wong kesehariannya juga bagus. Dengan tetangga juga ramah," kata Retno saat ditemui, Rabu (21/8/2019).

Baca Juga: Tangan Diborgol dan Pakai Rompi Oranye, Jaksa Kejari Yogya Ditahan KPK

Selama ini, Satriawan diketahui tinggal di RT 3, RW 2, Tanon Lor, Gedongan, Karanganyar. Satriawan diketahui baru tinggal di rumah tersebut lebih kurang tiga tahun ini.

"Kalau dengan pak Satriawan juga jarang ketemu, kan kerja. Paling dengan istrinya pas beli sayuran di tukang sayur keliling," katanya.

Ketua RT 3, Sardjo Handojo mengatakan, selama ini Satriawan cukup baik dalam bersosialisasi di kampung. Setiap ada kegiatan, Satriawan juga datang.

"Ya kalau ada kegiatan di kampung itu datang, kalau dimintakan sumbangan juga memberikan," katanya.

Ditanya, mengenai keberadaan Satriawan, Sardjo mengaku tidak mengetahuinya. Dirinya juga baru saja pulang dari Semarang.

Baca Juga: Jaksa Satriawan Sulaksono Jadi Buronan KPK, Terakhir Terlihat Ada di Sini

"Kalau berapa hari sudah tidak terlihat, saya juga kurang tahu. Saya juga baru pulang dari Semarang, anak saya meninggal," katanya.

Kontributor : Ari Purnomo

Load More