SuaraJawaTengah.id - Karya otomotif keren nan gemilang lahir dari tangan-tangan kreatif pelajar di Banyumas, Jawa Tengah. Para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Maarif NU 1 Sumpiuh ini mampu menciptakan prototipe mobil listrik bertenaga surya.
Mobil berwarna merah tersebut diberi nama Molisma alias Mobil Listrik Maarif NU 1 Sumpiuh. Ini sesuai dengan proses pembuatannya yang memang dilakukan oleh para siswa SMK tersebut.
Kepala SMK Maarif NU 1 Sumpiuh, Sugiharto mengatakan, prototipe mobil tersebut menggunakan dinamo BLDC, yakni dinamo terbaru yang bisa memenuhi elektrik untuk mobil listrik dengan kapasitas 3.000 watt.
“Mobil listrik ini berbahan baterai tapi untuk daya pengisian baterai kita ambil tenaga surya yang ditampung dalam baterai yang kemudian menggerakan dinamo BLDC,” kata Sugiharto saat ditemui Suara.com Senin (2/9/2019).
Dengan daya itu, mobil yang masih berplat nomor bertuliskan Manusa itu bisa berjalan sekitar satu jam dengan jarak tempuh sekitar 25 kilometer.
“Untuk kecepatannya, maksimal antara 30-40 kilometer per jam,” kata Sugiharto lagi.
Sugiharto menyampaikan bahwa pembuatan mobil tenaga surya sebagai usaha mengurangi emisi gas buang. Sebab itu bisa menimbulkan polusi.
“Program ini utamanya untuk pembelajaran siswa itu sendiri, mengikuti perubahan zaman, dari BBM menjadi tenaga listrik,” katanya.
Kajur Teknik Otomotif SMK Maarif NU 1 Sumpiuh, Edi Purwanto menambahkan, pembuatan mobil listrik bertenaga surya itu dibuat di luar jam sekolah.
Baca Juga: Pemerintah Larang Ekspor Nikel Demi Industri Baterai Mobil Listrik
“Ini utamanya masuk ekstrakurikuler. Di mata pelajaran ada, yakni di motor listrik. Tapi untuk pengerjaannya di luar jam sekolah,” kata Edi.
Karena pengerjaannya di luar jam sekolah, waktunya terbatas. Proses pembuatannya pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
“Jadi waktu pengerjaannya hanya 3 jam per hari. Nyambi, jadi total butuh waktu sekitar 4 bulan,” kata dia.
Total, untuk biaya produksinya berkisar Rp 35 juta. Dalam proses pembuatannya dikerjakan oleh 8 siswa dengan pendampingan guru yang membidangi. Para siswa itu merupakan anak Jurusan Teknik Alat Berat dan Teknik Kendaraan Ringan.
Seorang siswa SMK Maarif NU 1 Sumpiuh, Ahmad Mubaidillah (19) menceritakan, proses pembuatan dari pengelasan hingga merangkai diawali dari nol.
“Kemarin kita ada 4 tim dengan dibantu pendampingan instruktur. Proses habis waktu sekitar 4 bulan,” kata Ahmad.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif