SuaraJawaTengah.id - Janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk Pusat Legislasi Nasional dipertanyakan Pusat Pengkajian Pancasila dan Konstitusi (Puskapsi) Fakultas Hukum Universitas Jember (Unej).
Lantaran sebelum pembentukan Kabinet Indonesia Maju, mantan Wali Kota Solo tersebut menyatakan bakal membentuk badan tersebut.
"Presiden Joko Widodo menjanjikan untuk membentuk satu lembaga, yaitu Pusat Legislasi Nasional, namun saat pengumuman kabinet, lembaga tersebut tidak juga dibentuk," katanya Direktur Puskapsi FH Unej Bayu Dwi Anggonodi seperti dilansir Antara, Kamis (24/10/2019).
Menurutnya, keberadaan Pusat Legislasi Nasional sangat penting untuk menyatuatapkan dan mengharmoniskan pembentukan regulasi di Indonesia yang selama ini sangat kental ego sektoral antar-kementerian, sehingga menjadikan regulasi Indonesia menjadi obesitas dan saling tumpang tindih.
Baca Juga: Prioritas Legislasi Harus Sejalan Dengan Rencana Kerja Pemerintah
"Belum lagi regulasi di daerah yang tanpa kontrol karena dalam pembentukannya tidak semuanya melalui proses harmonisasi dengan regulasi di tingkat pusat," ucap pakar hukum tata negara Universitas Jember itu.
Ia mengatakan, batalnya presiden membentuk Pusat Legislasi Nasional menunjukkan komitmen presiden untuk menjadikan regulasi sebagai alat pembawa kesejahteraan makin dipertanyakan.
"Ketiadaan Pusat Legislasi Nasional akan menjadikan kementerian atau lembaga non-kementerian menjadi sangat bebas dalam membentuk regulasi dan sangat mungkin mengulang lagu lama, yaitu regulasi tersebut bertentangan satu dengan yang lain," tuturnya.
Bayu menjelaskan, pernyataan presiden untuk membentuk omnibus law untuk penyederhanaan regulasi juga tidak akan efektif jika diserahkan kepada beberapa kementerian.
"Dibutuhkan suatu lembaga tunggal untuk merumuskan omnibus law mengingat omnibus law sebagai UU yang memuat substansi atau materi untuk menegasikan norma-norma hukum sebelumnya yang tersebar dalam beberapa UU perlu penyusunan yang hati-hati dengan mengesampingkan ego sektoral," katanya.
Baca Juga: DPR Dorong Peningkatan Pencapaian Legislasi
Melihat susunan Kabinet Indonesia Maju, lanjut dia, bisa disebut belum merepresentasikan visi misi Presiden Jokowi sebagaimana dijanjikan saat masa kampanye, terutama janji di bidang hukum di antaranya pembentukan Pusat Legislasi Nasional.
Berita Terkait
-
Ditanya Soal Kabinet Prabowo-Gibran Rasa Jokowi, Bahlil Bilang Begini
-
Tak Ada Reshuffle Menteri Jelang Jokowi Lengser: Seskab, Menaker dan Mendes PDTT Tetap Dijabat Plt
-
Jelang Akhir Pemerintahan Jokowi, Dua Menteri dari PKB Resmi Mengundurkan Diri
-
Begini Perasaan Rosan Setelah Masuk Kabinet Jokowi Lagi Jadi Menteri Investasi
-
Gantikan Bahlil, Begini Kata Rosan Roeslani Jelang Dilantik Jokowi jadi Menteri Investasi
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
Terkini
-
Weton Ini Diprediksi Meningkat dari Segi Keuangan dan Rezeki, Menurut Primbon Jawa
-
Percepatan Program MBG di Jateng, Pemprov Bakal Optimalisasi Aset Jadi Dapur Khusus
-
Jawa Tengah Siap Jadi Lumbung Pakan Nasional: Pabrik Raksasa Asal Tiongkok Investasi Besar-besaran!
-
Ayo Sat-set! Klaim Link Saldo DANA Kaget, Bisa Tambah-tambah Beli Bahan Pokok Sehari-hari
-
Semarang Diprakirakan Hujan Ringan, Warga Diimbau Waspadai Cuaca Tak Menentu