SuaraJawaTengah.id - Tahun baru hampir selalu identik dengan suka cita perayaan membunyikan petasan maupun terompet di berbagai belahan dunia. Namun jelang perayaan tahun baru kali ini dirasa berbeda oleh Sudarmo (54) perajin terompet asal Desa Ajibarang Kulon RT 02/RW 06 Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.
Sudarmo mengeluhkan lesunya penjualan terompet jelang penghujung tahun 2019 ini.
"Lesu, sepi sekali untuk tahun ini. Tidak ada pedagang sama sekali yang mengambil barang saya. Biasanya kalau sudah memasuki tanggal segini sudah tidak ada barang lagi di sini," kata Darmo saat ditemui di kediamannya pada Kamis (26/12/2019).
Ia mengaku ini menjadi tahun terberat baginya selama 25 tahun lebih berkecimpung membuat terompet. Lantaran omzetnya dari penjualan terompet menurun drastis hingga mencapai 75 persen.
Baca Juga: Viral Spanduk Terompet Budaya Yahudi, Eks Jubir Gusdur Sentil Budiman
"Mungkin masa keemasannya sudah lewat. Dahulu saya ketika bulan-bulan memasuki tahun baru bisa membuat 5.000 terompet dari berbagai macam bentuk. Tapi sekarang boro-boro ribuan, ratusan pun saya bingung mau jual kemana," ujar Darmo.
Ia menduga faktor cuaca menjadi yang paling berpengaruh. Melihat kondisi tahun baru sebelumnya yang hujan, banyak pedagang yang takut untuk kembali berjualan terompet.
"Ini yang diplastik terompet sisa tahun lalu belum terjual. Jadi sebenarnya penurunan omzet sudah mulai terasa pada tahun lalu. Cuma tidak separah saat ini," kata Darmo.
Diakui Sudarmo, biasanya dirinya sudah disibukan dengan banyaknya pesanan dari pedagang sejak Bulan Agustus. Namun pada tahun ini, dia baru memulai kegiatan pembuatan terompet sejak awal Desember.
"Kalau dalam beberapa hari ini masih belum ada pedagang yang mengambil, terpaksa saya akan jual sendiri terompet secara keliling," katanya.
Baca Juga: Pemkot Sabang Larang Warga Rayakan Tahun Baru 2020 dan Tiup Terompet
Harga terompet yang dijualnya ke pedagang pun beragam. Dari yang paling murah seharga Rp 2.500 sampai yang paling mahal terompet berbentuk naga seharga Rp 6.500. Pun daerah pemasarannya dilakukan di beberapa wilayah seperti Bumiayu, Purbalingga, Gumelar dan Purwokerto.
Berita Terkait
-
Menikmati Mendoan, Cita Rasa Banyumas yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Gegap Gempita Perayaan Tahun Baru 2025 di Penjuru Dunia
-
Perayaan Tahun Baru di Bundaran HI: Tanpa Drone di Awal Acara, Spektakuler di Akhir
-
Panen Cuan Jualan Pernak-pernik Tahun Baru 2025, Pedagang Bisa Raup Jutaan dalam Semalam
-
Malam Tahun Baru TMII Diserbu Warga, Antusias Saksikan Air Mancur Menari, Konser Hingga Pesta Kembang Api
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
Terkini
-
Kemendagri: Tak Ada Sanksi Hukum untuk Kepala Daerah yang Absen Retreat di Akmil
-
Kecelakaan Bongkar Penyelundupan 12 Kg Sabu di Tol Tegal, Begini Kronologinya
-
Wali kota Semarang Tunda Keberangkatan Retret, Pilih Urus Sampah
-
Profil Band Sukatani, Duo Punk Asal Purbalingga yang Viral Usai Minta Maaf ke Kapolri
-
BMKG: Waspadai Hujan Disertai Petir di Semarang Hari Ini