"Kayu Sonokeling punya tone yang khas. Jenisnya kayu tapi bisa berbunyi kaya besi jika diketuk. Berbeda sama kayu jati, meski harganya tinggi tapi tidak memiliki tone. Kalau dari kayu mangga malah saya pernah buat," lanjutnya.
Ia mengaku bisa menghasilkan omzet paling sedikit Rp 100 juta dalam satu tahun. Jika terbanyak pernah mencapai Rp 250 juta.
"Kalau dihitung per bulan tidak bisa pasti. Karena membuat kerajinan seperti ini per periode. Bisa dalam sebulan saya dapat orderan hingga 10 pesanan. Lama waktu pengerjaannya sekitar tiga bulan dengan dibantu bapak. Harganya berbagai macam tergantung bahan kayu dan tingkat kesulitan. Kerangka dari kayu mahoni saya hargai 350 dolar berikut ongkir. Kalau snare yang sudah jadi 750 dolar. Bahkan ada juga yang saya hargai 2.000 dolar." ujarnya.
Pembeli produk Tiar rata-rata pembuat dan kolektor drum. Belum pernah ada musisi komersil yang membeli produknya. Ia berharap produknya ini juga dapat dibeli oleh musisi lokal.
Baca Juga: Terbuat dari Kerang Laut, Mengenal Tahuri, Alat Musik Khas Maluku
"Saya baru pernah membuat satu set jazz drum kit dua kali. Yang satu pesanan dari China terus satunya dari Italia. Kebanyakan pesan hanya per satuan," lanjutnya.
Minim Dukungan Pemerintah
Namun, akhir-akhir ini Tiar mengeluhkan naiknya harga ongkos kirim ke lur negeri. Pada bulan Oktober 2019 lalu, ia harus mengeluarkan ongkos dua kali lipat untuk sekali kirim ke luar negeri dengan volume yang sama dan kualitas pengemasan yang menurun.
"Pemerintah katanya bakal mendukung produk UMKM dalam negeri. Faktanya sekarang malah biaya pengiriman ekspor itu mahal banget. Ongkos kirim snare drum dahulu kisaran Rp 1,2 juta terus sekarang jadi hampir Rp 2,2 juta dengan volume yang sama. Ini baru saja klien saya dari China komplain ada kerusakan pada snare drum. Padahal dari sini tidak ada kerusakan sama sekali. Berarti kemungkinan saat proses pengiriman pengemasannya tidak baik," ungkapnya.
Tiar mengakui hingga saat ini menyayangkan dukungan pemerintah pusat maupun daerah yang masih minim. Pernah pada suatu waktu di akhir tahun 2016, ia mendapat tawaran untuk berangkat mengikuti pameran di California, Amerika Serikat. Namun keinginannya harus pupus.
Baca Juga: Menkop dan UKM: Alat Musik Buatan Lokal Patut Diapresiasi
"Dahulu pernah ditawarin tahun 2016 akhir ikut pameran di California. Tapi karena keterbatasan biaya jadi tidak berangkat. Konsul sama pemerintah daerah malah tidak dikasih solusi yang konkrit. Padahal, ini secara tidak langsung membawa nama daerah," ujarnya.
Berita Terkait
-
Sosok Bejo Sandy: Melestarikan Rinding Malang sebagai Warisan Seni dan Budaya
-
Komunitas Tjilatjap History Luncurkan Buku Pernik-pernik Sejarah Cilacap
-
8 Idol K-Pop yang Memiliki Bakat Memainkan Alat Musik, Ada Idolamu?
-
Smartfren Community Peduli UMKM, Adakan Workshop Berseri di Cilacap
-
Mengenalkan Alat Musik Lewat Cerita dalam Buku Bertajuk Seruling yang Tertinggal
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
BMKG: Cuaca Semarang Diperkirakan Berawan Tebal, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Alokasi Anggaran Sampai Rp750 Juta, Jateng Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
-
Jelang Nataru, Polisi Batasi Operasional Truk di Jateng
-
Target 2045: Semarang Bangun Kota Tangguh Bencana dan Berdaya Saing Global
-
Semen Gresik Tebar Kebaikan, Bantu Pedagang Sayur Keliling di Rembang Tingkatkan Penghasilan