SuaraJawaTengah.id - Masifnya aktivitas penambangan yang berdampak buruk bagi lingkungan di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) membuat Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mendesak pemprov setempat untuk mengeluarkan moratorium pertambangan.
Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jateng Fahmi Bastian mengatakan, kondisi lingkungan di Jateng sudah tak bisa lagi mampu menampung aktivitas penambangan.
“Pemerintah tidak melihat daya tampung Jateng yang sudah over [penambangan] dan kerusakan lingkungan yang semakin banyak. Harusnya pemerintah lebih teliti dalam memantau aktivitas penambangan baik ilegal maupun legal dan memastikan reklamasi pasca-penambangan benar-benar dilakukan,” ujar Fahmi seperti diberitakan Solopos.com-jaringan Suara.com pada Senin (6/1/2019).
Menurutnya, peningkatan izin tambang di sejumlah wilayah Provinsi Jateng akan memperparah kondisi lingkungan. Apalagi, saat ini banyak aktivitas penambangan terutama galian C yang kerap menimbulkan dampak merugikan bagi masyarakat.
Baca Juga: Satroni Istana, Petani Kendeng Tagih Jokowi soal KLHS
Dari data yang dihimpun Solopos.com, dalam tiga tahun terakhir aktivitas penambangan di Jateng mengalami peningkatan signifikam. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah perizinan tambang di Jateng sejak 2016 hingga 2019.
Pada Tahun 2016 tercatat 153 izin tambang yang diterbitan Pemprov Jateng. Kemudian pada Tahun 2017 menjadi 167 izin, 2018 ada 193 izin dan 2019 naik hampir dua kali lipat menjadi 363 izin.
“Itu yang berizin, belum yang tidak ada izinnya atau tambang ilegal seperti di Sukolilo (Kawasan Pegunungan Kendeng, Kabupaten Pati). Di sana banyak penambang karst ilegal yang masih beroperasi dan jumlahnya mencapai ratusan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Mineral dan Batu Bara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng Agus Sugi mengatakan, pembangunan jalan tol dan infrastruktur lain di Jateng menjadi salah satu faktor meningkatnya pengusaha tambang yang mengajukan izin.
“Jadi Jateng kan sedang digenjot pembangunannya, dari situlah izin tambang semakin banyak,” ujarnya saat dijumpai wartawan beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ritual Unik Petani Kendeng Tagih Janji Pemerintah Soal Pabrik Semen
Berita Terkait
-
Soal Masalah Sampah Jakarta, WALHI Sebut RK Lebih 'Galak' ke Warga daripada Pelaku Industri: Tak Adil!
-
Tambang Ilegal Kembali Berulah di Papua Tengah, Masyarakat Adat Bersiaga Usai Alat Berat Masuk
-
Imbas Limbah PLTU Tak Cuma Bikin Nelayan Makin Tercekik, Beberapa Ikan di Laut jadi Bingung, Kenapa?
-
Disebut Gagal Paham, WALHI "Kuliahi" Jokowi soal Teori Pembentukan Sedimen Pasir
-
Babak Baru Kasus Korupsi Timah, PT RBT Diklaim Bantu PT Timah dan Penambang Rakyat
Terpopuler
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
Pilihan
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
-
Iuran Rp 20 Ribu untuk Listrik di SMA Negeri 1 Bontang, Disdik Kaltim Angkat Bicara
Terkini
-
Superco Superfest: 36 Tim Bertarung, Cari Bibit Unggul Sepak Bola Nasional!
-
Akhirnya Punya WC, Buruh Semarang Ini Tak Perlu Lagi Buang Hajat di Sungai
-
Dukungan Jokowi dan Prabowo Tak Mampu Dongkrak Elektabilitas Luthfi-Yasin? Ini Hasil Survei SMRC
-
Semarang Diperkirakan Hujan Ringan, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Pentingnya Sanitasi Dasar untuk Kesejahteraan Warga Jawa Tengah