SuaraJawaTengah.id - Dampak longsor yang terjadi di pemakaman umum kawasan Dusun Bendungan, Desa Klodran, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, pada 2018 sampai saat ini belum tertangani. Bahkan, saat ini tidak ada penanganan lanjutan usai longsor yang terjadi.
Kondisi tersebut terlihat jelas, saat Wartawan Solopos.com-jaringan Suara.com disuguhi pemandangan adanya satu kijing dengan posisi terbalik di bantaran aliran Sungai Pepe, Dusun Bendungan RT 004/RW 006.
Tak hanya kijing, akibat longsor yang terjadi pada Tahun 2018 lalu, pada tebing bekas longsor juga terlihat kain kafan yang bergelantungan dan mulai berubah warna kecokelatan.
“Kain kafan yang bergelantungan tersebut merupakan bekas kain kafan enam mayat yang dipindahkan akibat terkena longsor. Jadi mayatnya dipindahkan, tetapi kainnya masih bergelantungan di tanah bekas longsor,” kata juru kunci kuburan Bendungan Endang seperti diberitakan Solopos.com-jaringan Suara.com pada Kamis (30/1/2020).
Endang mengemukakan, akibat longsor itu enam mayat dipindahkan dan dua jasad lainnya hilang terbawa aliran arus sungai. Dia mengatakan, sebenarnya di kawasan makam tersebut terdapat beberapa pohon yang berfungsi menyangga tanah.
Namun karena ada proyek normalisasi sungai, pohon-pohon tersebut ditebang dan sebagian tanah di bantaran sungai dikeruk.
“Seharusnya dinding sungai dibeton atau diberi bronjong batu. Sehingga bisa berfungsi sebagai penyangga tanah agar tidak longsor,” terang Endang.
Endang mengemukakan, saat itu, setelah normalisasi sungai semua dinding sepanjang dua kilometer bakal dibeton. Namun, hanya sekitar 1,5 kilometer yang dibeton.
“Di sekitar kawasan makam hingga dam air dinding belum dibeton. Istilahnya, proyek pembangunan terhenti. Karena semua wilayah yang di normalisasi sudah dikeruk, tetapi dinding sungai yang dibeton belum tercapai semua,” sambung dia.
Baca Juga: Longsor, Jalur Bandung-Cianjur Lumpuh Total
Lebih lanjut, Endang mengemukakan, warga dan ahli waris mulai khawatir akan terjadinya kembali bencana longsor. Apalagi saat ini sudah memasuki musim hujan. Mereka mengkhawatirkan, jika aliran sungai deras, maka dinding tersebut berpotensi longsor. Sehingga bisa menyebabkan kijing dan mayat hanyut atau hilang.
Sementara menurut Kepala Dusun Bendungan Galih Radiyatma, sudah tiga kali dilakukan peninjauan dari dinas terkait.
Dua kali dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo dan satu kali dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
“Dari kunjungan tersebut mereka mengatakan akan diajukan anggaran ke Balai PSDA Pusat. Tetapi hingga saat ini belum ada realisasinya,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Libur Nataru Dijamin Irit! Pertamina Tebar Cashback BBM 20 Persen, Diskon Gas hingga Hotel
-
Genjot Ekonomi Baru, Ahmad Luthfi Minta Kabupaten dan Kota Perbanyak Forum Investasi
-
Memperkuat Inklusi Keuangan: AgenBRILink Hadirkan Kemudahan Akses Perbankan di Daerah Terluar
-
15 Tempat Wisata di Pemalang Terbaru Hits untuk Liburan Akhir Tahun
-
10 Wisata Semarang Ramah Anak Cocok untuk Libur Akhir Tahun 2025, Pertama Ada Saloka Theme Park