SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo marah dan merasa aneh jika Jawa Tengah tidak punya laboratorium khusus penyakit infeksi. Padahal virus corona sudah masuk Indonesia.
Hal itu dikatakan saat Ganjar datang ke RS Margono Soekarjo Purwokerto. Niatnya ingin memastikan kesiapan petugas medis melakukan penanganan jika nantinya ada pasien terinfeksi virus corona.
Dalam perjalanannya menuju ruang isolasi, Ganjar sempat beberapa kali berhenti untuk berdialog dengan penjaga pasien sekaligus memberikan sosialisasi langsung penggunaan masker dan cara cuci tangan yang baik dan benar.
Tanpa menggunakan masker, Ganjar pun percaya diri berjalan menuju ruang isolasi dari tempat parkir mobil. Dalam rangkaian acara yang seharusnya terdapat pemaparan materi, ia meminta untuk langsung saja meninjau ruang isolasi RS Margono Soekarjo Purwokerto untuk menyingkat waktu.
Baca Juga: Lawan Wabah Corona dengan Berolahraga, Mahfud MD Selipkan Video TikTok Seru
Ia merasa gemas dengan proses yang terhitung lama untuk mengetahui observasi dari pasien yang diisolasi. Hasil sampel air liur atau SWAB pasien harus dikirim ke Balitbang Kemenkes dan harus menunggu waktu secepat-cepatnya dua hari untuk mengetahui terinfeksi virus corona atau tidak.
"Saya ini juga rada anu, gemas-gemas piye gitu. Karena semua itu menjadi lama prosesnya dikirim ke Jakarta. Maka tadi saya minta, nek gawe dewe ki piro to? Sampai 50 miliar ga kira-kira? Tak gawe tahun ngarep. Biar kita di Jateng mampu," ungkap Ganjar kepada wartawan, Jumat (6/3/2020).
Usulan pembuatan ini agar jika ada apa-apa, cek laboratoriumnya bisa ditangani sendiri. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, menurut Ganjar juga cukup memadai.
"SDM juga kita banyak, cuma beli alat kan? Insya Allah kecil lah. Kita dorong agar kita mampu," lanjutnya.
Menurut Ganjar lokasi dimana akan dibangun laboratorium tersebut tidak lah begitu penting, yang jelas ia meminta Jateng mempunyai satu Laboratorium Khusus Penyakit Infeksi.
Baca Juga: Larang Keramaian di Tengah Corona, Anies Kasih Kasih Izin Kongres Demokrat
"Lokasinya tidak harus di Semarang, di Banyumas juga oke. Yang penting di Jawa Tengah agar jarak pengecekan bisa jauh lebih cepat," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Rekam Jejak Hendrar Prihadi Sebelum jadi Cawagub Jawa Tengah
-
Cek Fakta: Ahmad Luthfi Sebut Jumlah Penduduk Muslim di Jawa Tengah Capai 97 Juta Jiwa, Benarkah?
-
Cek Fakta: Andika Perkasa Sebut Wisatawan Mancanegara Menginap Kurang dari 2 Malam di Jawa Tengah, Apa Iya?
-
Video Kampanye Prabowo di Pilkada Jateng, Bawaslu: Bukan Pelanggaran!
-
Bawaslu Ungkap Video Prabowo Kampanyekan Luthfi-Yasin Direkam di Rumah Jokowi
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
Terkini
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?
-
Misteri Kematian Siswa SMK di Semarang: Diduga Ada Luka Tembak, 2 Saksi Menghilang
-
Kalahkan Persik, PSIS Semarang Diguyur Bonus 200 Juta!
-
Menteri Perdagangan dan Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU Sleman yang Disegel