Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Ummi Hadyah Saleh
Jum'at, 27 Maret 2020 | 22:12 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo. [Dok. Pemprov Jateng]

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warganya yang ada di perantauan untuk tidak mudik ke kampung halaman saat Idul Fitri 2020. Hal itu demi menghindari penyebaran virus corona Covid-19.

"Saya mengimbau dan mengingatkan kepada bapak ibu, jika panjenengan sayang sama keluarga di kampung. Jika panjenengan semua pengin keluarga tetap sehat dan selamat, urungkan niat untuk pulang kampung, tidak usah pulang kampung," ujar Ganjar dalam videonya, Jumat (27/3/2020).

Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan, kalau para perantau tetap mudik, sama saja membayakan keluarga di kampung.

"Jika panjenengan pulang kampung, saya tegaskan, sama saja anda membahayakan anak, istri atau suami serta mengancam seluruh hidup orang yang kami sayangi, yang kita sayangi termasuk orangtua panjenengan yang sudah sepuh. Bapak-ibu jalan terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memutus persebaran virus dari kota kota, ke desa," ucap dia.

Baca Juga: Ganjar Bantah Tegal Lockdown: Masih Boleh Keluar Rumah kok

Ganjar menyebut DKI Jakarta saat ini merupakan daerah zona merah covid-19. Karenanya, ia meminta warga perantauan termasuk yang ada di DKI untuk tidak mudik ke kampung halaman di Jawa Tengah.

Dia mengatakan, tidak ada jaminan orang yang datang dari Jakarta ke Jawa Tengah bebas dari virus corona.

"Ibu kota adalah zona merah corona, kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda teman atau keluarga kita. Artinya bapak Ibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif korona tapi tidak mengetahuinya," kata Ganjar.

Ganjar mengingatkan salah satu pasien corona yang meninggal di Solo adalah warga mengikuti seminar di luar Jawa Tengah.

"Pasien Corona pertama yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan buat kita semua. Dia pengusaha-pengusaha yang ikut seminar di Bogor tertular virus di sana, Lalu menulari istri dan teman-temannya. Dia sendiri akhirnya meninggal," ucap Ganjar.

Baca Juga: Wali Kota Tegal Umumkan Lockdown, Gubernur Ganjar: Hanya Isolasi Terbatas

Selain itu, Ganjar menyebut empat pasien positif di  Purbalingga, Jawa Tengah merupakan warga yang pulang dari Jakarta.

"Di Purbalingga ada juga 4 pasien positif dan semuanya adalah warga yang baru pulang dari Jakarta," ucap dia.

Ia menyadari, saat ini dirinya semakin keras mengingatkan masyarakat Jawa Tengah ataupun warga perantau dari Jawa Tengah untuk tidak pulang kampung ke halamannya atau keluar dari Jawa Tengah.

Pasalnya, kata Ganjar, terjadi peningkatan kasus positif corona yang sangat cepat di Jawa Tengah.

"Dalam 3 hari pasien terkonfirmasi positif melonjak dari 19 orang menjadi 40 orang dan sudah ada 6 orang yang meninggal. Jumlah orang dalam pengawasan atau ODP naik drastis hingga 3.638 orang, serta pasien dalam pengawasan ada 294 orang," ucap dia.

Ganjar menduga kenaikan siginifikan kasus positif corona di Jawa Tengah karena adanya lonjakan warga perantauan yang mudik ke Jawa Tengah.

Ia mengatakan data per 26 Maret, sebanyak 46.018 pemudik dari berbagai provinsi yang pulang ke  Jawa tengah.

"Paling banyak ada di Wonogiri 42.838 orang, kemudian kota Semarang dan sekitarnya ada 10.979 di Cilacap ada 4.527, Jepara 2.164. Lainnya ada di Tegal Pemalang di Pekalongan, Kudus, Pati Grobogan kabupaten Magelang Purbalingga, Boyolali, Sragen dan Karanganyar," katanya.

Load More