SuaraJawaTengah.id - Penganiaya salah satu perawat sebuah Klinik di Semarang resmi dijadikan tersangka. Pelaku akan dijerat dengan pasal 351 dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna mengatakan, setelah melakukan gelar perkara pelaku ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan.
"Saat ini tersangka sudah dilakukan penangkapan dan penahanan. Penetapan tersebut hasil dari barang bukti yang telah terkumpul," jelasnya saat dihubungi SuaraJawaTengah.id, Minggu (12/4/2020).
Ia memaparkan, kejadian bermula saat pelaku yang berobat di sebuah Klinik Semarang. Karena pelaku tidak memakai masker, akhirnya pelaku diingatkan oleh korban namun pelaku malah menolaknya.
Baca Juga: Bayi 6 Bulan Anak Perawat di Jayapura Positif Terjangkit Corona
"Pelaku itu sebenarnya berobat. Namun masalahnya dia tidak makai masker. Diingatkan oleh perawat malah tidak mau," katanya.
Beberapa saat kemudian, pelaku melakukan pemukukan terhadap korban di bagian kepala. Setelah mendapatkan penganiayaan, korban trauma dan merasa pusing hingga akhirnya ia melaporkan pelaku ke Polsek Semarang Timur.
"Saat ini korban trauma karena pemukulan pelaku tadi. Selain trauma korban juga merasa pusing," ujarnya.
Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat agar benar-benar mentaati kebijakan pemerintah saat pandemi Virus Corona. Menurutnya, masyarakat harus memakai masker untuk memutus mata rantai Virus Corona.
"Jika keluar rumah harus menggunakan masker. Ini adalah langkah pemutusan mata rantai Virus Corona," paparnya.
Baca Juga: 2 Perawat Pasien Corona di RSPAD Gatot Subroto dan Eka Hospital Gugur
Solidaritas perawat
Penolakan pemakaman jenazah perawat di Kabupaten Semarang beberapa hari yang lalu menjadi cerita kelam. Tidak hanya sesama rekan tenaga medis yang merasa sakit, namun publikpun merasa teriris-iris atas kejadian tersebut.
Untuk itu, solidaritas sesama tenaga medis terpanggil untuk memakai ikat lengan berwarna hitam sebagai bentuk duka yang mendalam atas penolakan pemakaman tenaga medis yang telah gugur meperjuangkan kemanusiaan.
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Junait mengatakan, ikat lengan berwarna hitam tersebut merupakan aksi solisaritas atas ditolaknya pemakaman perawat di TPU Suwaku, Kabupaten Semarang.
"Pemakaian ikat lengan berwarna hitam itu adalah hasil dari kesepakatan DPD PPNI Jateng," jelasnya saat dihubungi Suara.com.
Menurutnya terdapat sekitar 10 ribu tenaga medis yang memakai ikat lengan berwarna hitam tersebut. Awalnya cuma solidaritas dari tenaga medis yang ada di Semarang, namun juga diikuti daerah-daerah yang lain.
"Saat ini sudah ribuan yang pakai. Awalnya solidaritas tersebut hanya dilakukan tenaga medis di Semarang dan sekarang sudah menyebar ke seluruh Jateng serempak memakai ikat lengan berwarna hitam itu," ujarnya.
Ia berharap, penolakan jenazah perawat yang terjadi di Kabupaten Semarang adalah terakhir. Jangan ada stigmatisasi negatif terhadap pasien atau perawat Covid-19 yang meninggal.
"Tenaga medis sudah berjuang di garda terdepan untuk melawan wabah ini. Jangan sampai diskriminasi terhadap mereka lagi," katanya.
Seperti diketahui, sebelumnya telah terjadi penolakan pemakaman perawat RSUP Kariadi yang positif Covid-19 di TPU Suwakul, Kabupaten Semarang. Penolakan pemakaman terdapat beberapa provokator yang saat ini sudah diamankan Polda Jateng.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
Nyaris Diperkosa, Perawat di India Sayat Penis Dokter Pakai Pisau
-
Jumlah Lansia Naik Tajam Kebutuhan Perawat Makin Besar
-
Beda Kelas Sarni dan Venna Melinda Mantan Istri Ivan Fadilla, Kebaikan Verrell Bramasta Jadi Omongan
-
Mengenal Sosok Sarni Istri Ivan Fadilla Yang Disayangi Verrell Bramasta: Politisi Gerindra dari Bogor Barat
-
Perawat Ceritakan Kebaikan Stevie Agnecya Semasa Hidup: Udah Kayak Malaikat
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
Prabowo Mau Bangun Kampung Haji Indonesia di Mekkah
-
LIVE REPORT Kondisi SUGBK Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Bandara IKN Siap Sambut Penerbangan Komersial, Proyeksi 2026
-
Melihat 'Jeroan' Bank INA Milik Salim Group yang Alami Lonjakan Kredit Bermasalah
-
Viral! Pemotor 'Bersenjata' di Gunungkidul Dikira Klitih, Ternyata Musuhnya Ulat Jati
Terkini
-
Pilwalkot Semarang 2024: Mungkinkah Tanpa Money Politics?
-
Hujan Ringan Diprakirakan Guyur Semarang, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
-
Fitnah Pilkada Jateng, 4 Akun Medsos Dilaporkan Tim Luthfi-Yasin!
-
Dari Ragu Hingga Optimis, Hendi Ungkap Peran Penting KNPI di Pilgub Jateng
-
Gayeng Lur! Duet Sahli Himawan, Happy Asmara dan Shepin Misa Goyang FisipFest UNDIP Music Festival 2024