Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 14 April 2020 | 16:33 WIB
Kirab budaya Ponorogo. (ist)

SuaraJawaTengah.id - Kabupaten Ponorogo melakukan tradisi kebudayaan untuk melawan virus corona. Pemerintah Kabupaten Ponorogo melakukan ritual adat bedol tiga pusaka.

Tradisi ini dipercaya bisa menolak 'sial' virus corona. Dalam kirab itu, ada 3 pusaka yang dikeluarkan.

Tiga pusaka tersebut adalah Tombak Kyai Tunggul Nogo, Payung Tunggul Wulung, dan Angkin Cinde Puspito. Ketiganya diarak mengelilingi alun-alun Ponorogo tepat tengah malam.

“Jika biasanya sewaktu kirab hanya dibawa, salah satu pusaka yaitu Tombak Kyai Tunggul Nogo sempat dibuka,” kata Ketua Paguyuban Pakasa Gebang Tinatar selaku koordinator kirab, Sunarso, Selasa (14/4/2020).

Baca Juga: Nihil Bantuan, Sopir Mikrolet: Urusan Perut Lebih Penting daripada Corona!

Dibukanya Tombak Kyai Tunggul Nogo dari wadahnya dimaksudkan untuk menolak bala. Namun untuk Payung Tunggul Wulung dan Angkin Cinde Puspito tetap ditutup dengan sarungnya.

“Kalau tombak memang untuk tolak bala,” terangnya.

Ia berharap dengan diaraknya ketiga pusaka tersebut segala macam bala atau musibah bisa menjauh dari Ponorogo dan pagebluk ini bisa segera berakhir.

“Semoga bulan ramadan semuanya sudah kembali seperti sedia kala,” harapnya.

Sementara Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, menuturkan jika ini merupakan salah satu ikhtiar agar pandemi Corona bisa segera pergi dari Ponorogo dan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Bantu Percepatan Tes Corona, Ketua DPR Serahkan Mesin PCR ke FKUI

“Biasanya hanya setahun sekali saat hari jadi Ponorogo, namun karena ada kejadian ini, saran dari para sesepuh untuk segera dikirab,” pungkasnya.

Load More