SuaraJawaTengah.id - Sorang pemudik asal Jakarta apel bukan kepalang. Dia disuruh pulang lagi setelah sampai Klaten.
Pemudik asal Jakarta itu memilih patuh ketimbang melanjutkan perjalanannya. Pada Minggu-Senin (26-27/4), Satlantas Polres Klaten memaksa 30 pengendara roda empat milik pemudik putar balik di perbatasan Prambanan.
Puluhan mobil tersebut adalah milik pemudik yang ingin pulang kampung ke Klaten dan sekitarnya. Mereka dalam perjalanan dari Jogja ke Klaten.
Salah seorang pemudik yang mengendarai kendaraan roda empat asal Jakarta, Arfian, menerima dirinya harus putar balik saat ingin masuk Klaten di pintu perbatasan Klaten-Sleman.
“Iya, saya akan putar balik. Enggak apa-apa, saya menerima hal ini [untuk putar balik],” kata dia saat ditemui wartawan di Prambanan, Senin sore.
Patroli kendaraan milik pemudik asal luar daerah/luar kota dipusatkan di pos perbatasan Klaten (Jateng)-Sleman (Jogja), tepatnya di Prambanan, Klaten. Patroli dilakukan secara acak, baik pagi, siang, sore, dan malam hari.
Selama menggelar patroli yang waktunya tak ditentukan itu, Satlantas Polres Klaten berkoordinasi dengan jajaran Polda DIY.
Kasatlantas Polres Klaten, AKP Bobby Anugrah Rachman, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Wiyono Eko Prasetyo, mengatakan selain tindakan memaksa kendaraan pemudik putar balik, polisi juga aktif mengedukasi pengguna jalan di Solo-Jogja agar menaati protokol pencegahan Covid-19.
Hal itu termasuk mengenakan masker dan menjaga jarak saat berkendara. Imbauan dilakukan selama 24 April 2020-7 Mei 2020.
Baca Juga: Jumlah Pesan yang Di-forward di WhatsApp Turun 70 Persen
“Tindakan tegas berupa penilangan akan kami lakukan sesuai jadwal yang sudah ditentukan, yakni 8 Mei 2020-31 Mei 2020. Ini untuk seluruh pemudik, baik yang mengendarai kendaraan roda dua atau pun roda empat,” kata dia.
Disinggung tentang jumlah pemudik di Klaten, AKP Bobby Anugrah Rachman mengatakan sejauh ini belum ada lonjakan jumlah pemudik, meski sudah ada pemudik diminta putar balik. Meski demikian, pemantauan arus mudik tetap dilakukan hingga 37 hari dimulai Jumat (24/4/2020).
“Kami cukup terbantu dengan anggota dari daerah lain yang melakukan hal yang sama [seperti di Jawa Barat]. Sehingga pemudik yang masuk ke Klaten belum begitu signifikan,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
Terkini
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut
-
BRI Diapresiasi atas Peran Strategis dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
-
Dari Reruntuhan Menuju Harapan, Kementerian PU Bangun Kembali Ponpes Darul Mukhlisin Pascabanjir
-
10 Wisata Jepara Terpopuler yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
BRI Blora Berbagi Kebahagiaan di HUT ke-130: Santunan untuk Anak-anak SLB Negeri Japon