Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 10 Mei 2020 | 18:23 WIB
Bupati Wonogiri Joko Sutopo. (Solopos)

SuaraJawaTengah.id - Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyatakan tidak akan menolak para pemudik yang datang ke wilayahnya. Bahkan Joko menyatakan menjamin pemudik yang sudah sampai di perbatasan Wonogiri tak akan dihalau atau diminta putar balik.

Mereka dipersilakan menuju tempat tujuan dengan syarat harus disiplin menjalankan protokol pencegahan penularan virus corona (Covid-19), seperti karantina mandiri. Bupati Joko memastikan aparat Polres Wonogiri yang bertugas di pos komando (posko) terpadu perbatasan tak menghalau pemudik.

Lelaki yang akrab disapa Jekek itu saat ditemui Solopos.com (jaringan Suara.com) di Sekretariat Daerah (Setda), belum lama ini, menyampaikan dirinya tetap memegang prinsip tak menolak pemudik, karena mereka adalah warganya.

Mereka kembali pulang ke kampung halaman untuk melanjutkan hidup, lantaran di perantauan tak lagi bisa bekerja. Bagi mereka berada di kampung sangat membagiakan meski hanya makan nasi dengan sambal bawang bersama keluarga.

Baca Juga: Bantu Warga Sediakan Air Bersih, ITNY Perbaiki Saluran Air di Wonogiri

“Apa pun risikonya itu masyarakat kami, akan kami terima dengan semua konsekuensinya. Soal pencegahan penularan Covid-19 menjadi tanggung jawab semua pihak. Masyarakat harus menjaga sikap [disiplin laksanakan protokol], tokoh masyarakat intensif mengedukasi, pemerintah harus melahirkan kebijakan. Kalau ini berjalan dengan baik [wabah Covid-19] akan selesai,” ucap Bupati.

Bupati membantah informasi yang menyebut pemudik dihalau atau diminta putar balik saat akan masuk Wonogiri. Dia menjamin hal tersebut tidak ada di Wonogiri. Dia mengklaim Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Polres Wonogiri dalam satu koordinasi.

Sebelumnya, Bupati dan Kapolres sudah berkoordinasi membahas ihwal hal tersebut. Kebijakan tak menghalau pemudik sudah disepakati bersama. Joko meyakini petugas mengaplikasikan kebijakan itu, karena polisi di lapangan mematuhi pimpinan.

Bahkan, dia mempersilakan kepada siapa pun untuk mengecek kegiatan di posko terpadu untuk membuktikan polisi menghalau pemudik atau tidak.

“Yang dihalau adalah orang yang masuk Wonogiri dengan tujuan tidak jelas atau tidak penting. Misalnya mau berekreasi atau memancing. Kalau pemudik, saya jamin tidak akan dihalau,” imbuh Bupati.

Baca Juga: Sosok Polisi Ganteng Pintar Mengaji di Wonogiri, Fasih Baca Ar-Rahman

Pantauan Solopos.com di Posko Terpadu Nambangan, Selogiri, beberapa waktu lalu, aparat Polres Wonogiri mendapati empat mobil travel yang mengangkut puluhan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya.

Petugas memeriksa suhu tubuh mereka. Pada akhirnya polisi mempersilakan mereka menuju tempat tujuan di Wonogiri dan meminta mereka menjalani karantina mandiri di rumah.

Salah Cara Menyimpan Beras, Siap-Siap Kutu Bertambah 30 Ekor/Pekan

Seperti diketahui, pemerintah melarang warga mudik sejak 24 April 2020 lalu. Namun, warga tetap mudik menggunakan mobil pribadi atau travel. Data pemudik yang masuk Wonogiri pada 24 April tercatat 45.843 jiwa, sehari setelah itu naik menjadi 48.784 jiwa.

Setiap hari jumlah pemudik yang masuk Wonogiri terus bertambah hingga pada Kamis (7/5/2020) tercatat 54.846 jiwa. Hal itu berarti pemudik yang masuk Wonogiri sejak pemerintah melarang mudik hingga hari itu sebanyak 9.003 jiwa.

Terpisah, Kapolres Wonogiri, AKBP Christian Tobing, saat diminta konfirmasi mengatakan pihaknya satu koordinasi dengan Pemkab. Petugas tetap meminta memutar balik jika mendapati warga yang masuk Wonogiri jika tujuannya tak penting. Hanya, dia tak hapal data rincian jumlah kendaraan dan orang yang diminta putar balik.

Load More