SuaraJawaTengah.id - Satu orang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga, Jawa Tengah positif terinfeksi virus corona baru atau Covid-19. PNS itu diketahui berkantor di Bagian Perekonomian, Sekretariat Daerah Kota Salatiga.
Lokasi kantornya berada di kompleks Balai Kota Jalan Sukowati Kota Salatiga yang dikenalkan Humas Sekda Salatiga sebagai Kompleks Sukowati. Selain kantor setda, beberapa kantor pemerintahan juga berada di sana seperti kantor wali kota, serta badan kepegawaian daerah.
Dilansir dari Solopos.com (jaringan Suara.com), PNS tersebut diketahui berjenis kelamin laki-laki dan berusia 47 tahun. Berdasarkan hasil uji laboratorium, PNS tersebut dinyatakan positif Covid-19, Rabu (13/5/2020).
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, membenarkan adanya satu orang PNS yang dinyatakan positif Covid-19 tersebut. Kendati begitu, kompleks perkantoran di Jl. Sukowati tersebut tidak akan ditutup.
Baca Juga: Setelah Pasar Salatiga, Jateng Berlakukan Jaga Jarak di Pasar Bintoro Demak
“Kompleks perkantoran tidak akan ditutup, namun hanya akan disterilisasi saja,” ujar Yuliyanto, Rabu (13/5/2020) sore.
Sementara itu, data yang dirilis Pemkot Salatiga pada Rabu siang menunjukkan penambahan delapan kasus baru positif Covid-19. Dengan demikian, total kini di Salatiga ada 21 pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Sembilan di antara mereka dinyatakan sembuh.
Orang nomor satu di Salatiga ini menambahkan dengan adanya delapan kasus baru ini menunjukkan masyarakat tidak disiplin dalam menaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Apalagi satu di antara mereka berstatus PNS.
“Semestinya kan stay at home dan work from home malah berinteraksi di luar rumah. Akhirnya tidak cuma merugikan diri sendiri tetapi orang lain juga merasakan hal yang sama,” kata dia.
Penambahan pasien positif Covid-19 juga membuat jumlah orang tanpa gejala (OTG) meningkat. Pada Rabu total ada 40 OTG tambahan dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya terus naik.
Baca Juga: Kurangi Kerumuman, Pasar Salatiga dan Bintoro Demak Terapkan Jaga Jarak
OTG merupakan klasifikasi untuk warga yang pernah berkontak erat dengan pasien positif Covid-19 namun tidak menunjukkan gejala. Kini, total ada 458 warga Salatiga berstatus OTG Covid-19.
Dengan perincian 85 OTG masih dalam pemantauan dan 360 OTG telah selesai menjalani pemantauan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah, belum memberikan keterangan resmi terkait sebaran delapan orang pasien positif Covid-19 tersebut.
Berita Terkait
-
Alert! Kemenkes Peringatkan Potensi Peningkatan Covid-19
-
Virus Corona Ngamuk Lagi, Kasus Covid-19 di Singapura Meroket Hingga Dua Kali Lipat
-
Berharap Tak Ada Covid Lagi, Doa Pilu Juliadi di Makam Istrinya yang Meninggal karena Virus Corona
-
Ngeri! Jembatan Roboh Telan Nyawa Pemotor, Awalnya Ada Jeritan Minta Tolong
-
Kunker ke Salatiga Hingga Grobogan, Jokowi Dituding Cari-cari Kesalahan Ganjar di Jawa Tengah
Terpopuler
- Viral Maling Motor Beri Tips Agar Honda BeAT dan Vario Tak Dimaling
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
- Respons Geni Faruk Terima Hadiah dari Dua Menantu Beda 180 Derajat, Aurel Hermansyah Dikasihani
- Timnas Indonesia Ditinggal Pemain Naturalisasi Jelang Lawan Arab Saudi, Siapa Saja?
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
Pilihan
-
Bikin Iri! Gaji dan Tunjangan Lulusan D3 dan D4 STAN Tembus Jutaan Rupiah?
-
Mendag Ancam Distributor Minyak Goreng MinyaKita yang Jual di Atas HET
-
Rupiah Langsung Loyo Terhadap Dolar AS Setelah BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
-
'Kedermawanan' Negara ke Pengemplang Pajak, Sementara Wong Cilik Kena 'Palak'
-
Hilirisasi Moncer! MIND ID Cetak Kinerja Positif Kuartal III-2024
Terkini
-
Tega! Dilarang Isi Pertalite, Pengendara Plat Merah Aniaya Petugas SPBU Semarang
-
Awas Jebakan Politisasi Agama di Pilkada 2024! Begini Cara Melawannya
-
Waspada! Cuaca Ekstrem Hujan Lebat dan Angin Kencang Melanda Jateng 21-23 November
-
Resmi! Dawet Ayu Banjarnegara Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
-
Pengamat UIN Walisongo Ungkap Dampak Politik Uang: Dari Korupsi hingga Praktik 'Balas Jasa'