Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Sabtu, 27 Juni 2020 | 20:28 WIB
Rumah Makan Rakyat, Makan Gratis untuk Si Miskin Korban Wabah Corona. (Suara.com/Khoirul)

SuaraJawaTengah.id - Ada yang beda dari sebuah warung yang terletak di Jalan HOS Partoadiwijoyo Banjarnegara Jawa Tengah. Rumah Makan Rakyat, demikian nama yang tertulis cukup besar di muka warung itu. Menariknya, pelanggan yang berkunjung di warung ini bebas makan tanpa harus membeli.

Meski gratisan, menu yang disediakan warung itu bukan murahan. Lauknya pun gonta-ganti tiap hari, mulai telur, daging ayam, hingga daging sapi yang tentunya bergizi. Ada juga lauk pendukung lain misalnya olahan sayur. Tempat makan juga higienis dengan ruangan cukup luas.

Layaknya warung makan, ada orang yang bertugas melayani dan menyiapkan makan untuk pelanggan. Pelanggan tinggal makan di bangku yang disediakan, lalu pulang tanpa harus membayar.

"Rumah makan dibuka sudah seminggu ini," kata Akhmad Fajar, relawan yang mengurus bagian dapur The Pikas Banjarnegara, Sabtu (27/6).

Baca Juga: GEGER Nenek-nenek Positif Corona Setelah Makan Mie Instan di Gresik

Bedanya, pelayan di sini bukan pengusaha tempat makan atau karyawan, melainkan relawan yang melayani tanpa imbalan. Segala kebutuhan warung makan ini pun bukan dari modal perorangan dengan orientasi keuntungan. Melainkan, modal dari donasi para dermawan yang tak berharap profit.

Mereka yang menjadi pelanggan di rumah makan gratisan ini rata-rata kaum dhuafa yang merasakan kerasnya kehidupan kota.

"Sebenarnya kami tidak membatasi untuk kaum dhuafa. Karena dampak Covid 19 ini kan hampir semua lapisan masyarakat merasakan,"katanya

Ternyata, banyak warga yang membutuhkan makan untuk bertahan hidup di kota. Buktinya, warung itu selalu ramai diserbu masyarakat yang menahan lapar. Mulai pemulung, pedagang keliling, tukang parkir, petugas kebersihan, tukang becak, hingga kusir andong.

Dari acara makan itu, kepada penjaga warung, sebagian mereka mengeluhkan kehidupan ekonominya yang sulit di masa pandemi. Penghasilan mereka menurun tajam sejak wabah melanda. Padahal kebutuhan rumah tangga terus mengejar, termasuk untuk membayar kontrakan.

Baca Juga: Penumpang Garuda Positif Corona dari Jakarta Lolos Terbang ke Papua

Di tengah penghasilan yang terpuruk, mereka yang kerja seharian tetap harus memikirkan makan, terutama saat siang. Ada yang membawa bekal makanan dari rumah, namun tak jarang mereka harus membeli di rumah makan sehingga mengurangi pendapatannya.

"Paling tidak kalau makannya di sini, bisa mengurangi beban mereka,"katanya

Fajar mengatakan, ide mendirikan rumah makan gratis ini bermula dari kegiatan dapur umum saat ramadan oleh lintas komunitas. Saat itu, pihaknya setiap hari membagikan ratusan bungkus makanan untuk kaum dhuafa. Ramadan lalu terasa lebih berat karena bebarengan dengan masa pandemi Covid 19. Selesai Ramadan, wabah Covid 19 ternyata belum juga berlalu hingga sekarang.

Banyak masyarakat terdampak ekonominya karena wabah yang berlarut-larut. Karena itu pihaknya berinisiatif melanjutkan kegiatan sosial itu namun dengan cara yang beda. Bukan dapur umum lalu makanan dibagikan ke yang membutuhkan.

Mereka mendirikan rumah makan dengan menu gratisan. Program ini dimotori Pesantren Bisnis Indonesia yang isinya para pengusaha muslim.

Masyarakat yang merasa membutuhkan atau lapar bisa mampir ke warung untuk makan. Relawan berbagi tugas untuk menyukseskan program itu. Ada yang berjaga di warung melayani pelanggan. Yang lain bertugas memasak di dapur The Pikas dengan menu bervariasi.

"Ini dari donasi masyarakat. Ada yang menyumbang beras, sayur dan uang," katanya.

Kontributor : Khoirul

Load More