Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 01 Juli 2020 | 22:24 WIB
Surani TKI asal Sragen yang disiksa majikannya di Arab Saudi memberikan kesaksiannya. [Tangkapan layar akun Facebook Ahyar Doank]

SuaraJawaTengah.id - Cerita miris dari penghasil devisa negara yang berjibaku di luar negeri, kerap luput dari perhatian pemerintah. Salah satunya seperti dialami Surani (45) Warga Sragen yang mengadu nasib menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

Melalui video yang diunggah dalam akun Facebook Ahyar Doank, Surani mengisahkan ceritanya yang mengenaskan selama bekerja mencari sesuap nasi di negeri petrodolar tersebut. Dalam video itu dia mengaku telah 18 tahun bekerja tanpa pernah dipulangkan.

Bahkan, dia mengaku hanya dibayar 1.000 Riyal atau sekitar Rp 3,8 juta. Tak hanya itu, dia juga sering disiksa oleh majikannya, bahkan sering tidak diberi makan.

Adik Surani, Purwanto membenarkan wanita dalam video viral itu adalah kakaknya. Dia menyebut sang kakak telah lama merantau keluar Sragen sebagai TKW di Arab Saudi.

Baca Juga: 162.000 TKI Pulang ke Tanah Air Sejak Januari, Diprediksi Bertambah

“Surani terakhir pulang itu tahun 2002. Sejak saat itu berangkat lagi dan tidak pulang sampai sekarang,” katanya seperti dilansir Solopos.com-jaringan Suara.com pada Rabu (1/7/2020).

Purwanto mengemukakan, pada awalnya sang kakak betah bekerja sebagai TKW di Arab Saudi karena mendapat majikan yang baik.

“Namun tahun 2016 majikannya meninggal. Surani kemudian ikut bekerja di salah satu anak majikannya tersebut. Sejak saat itu kondisinya sudah mulai berbeda,” jelasnya.

Selanjutnya, selama tiga bulan terakhir Surani mendapat perlakuan buruk dari majikan barunya. Dia kerap dimarahi hingga dikurung di kamar.

“Kalau majikannya marah, Surani dikurung di kamar. Biasanya sampai dua malam tanpa dikasih makan. Kakak saya sering cerita, dia sering hanya bertahan dengan minum air di bak mandi dalam kamar karena tidak diberi sekadar air minum."

Baca Juga: Sejak Januari hingga Juni, 222 Jenazah TKI Dipulangkan ke Tanah Air

Surani pun hanya diizinkan keluar kamar untuk bekerja. Mulai dari memasak hingga membersihkan rumah. Setelah itu dia pun kembali dikurung di kamar.

“Memasak pun ditungguin majikannya. Setelah selesai dikunci lagi di kamar. Kakak saya sering cerita bertahan hidup di kamar hanya selama dua hari dengan sepotong roti. Pernah juga hanya makan garam dan minum air bak mandi,” katanya.

Walau dikurung di kamar, Surani tetap diizinkan mengakses ponselnya sehingga bisa berkomunikasi dengan keluarga. Di saat itulah Purwanto menyarankan kepada sang kakak untuk membuat video agar bisa diunggah di media sosial.

“Awalnya dia takut. Tapi setelah ada pendampingan dari grup BMI (Buruh Migran Indonesia) dia mau bikin video yang akhirnya ramai di media sosial tersebut,” ujar Purwanto.

Purwanto mengaku sempat menghubungi pihak KJRI di Arab Saudi sekitar sebulan lalu. Namun, dia mendapat jawaban yang tidak memuaskan. Kini, setelah video tersebut viral, Surani dikabarkan telah dijemput pihak KJRI Jeddah dan segera dipulangkan ke Indonesia sekitar dua pekan ke depan.

“Sekarang posisi di KJRI Jeddah. Lega kakak saya bisa dipulangkan dengan selamat,” katanya.

Berikut isi video yang diunggah Surani, TKI asal Sragen yang disekap majikannya di Arab Saudi.

“Assalamualaikum, kepada bapak-bapak yang terhormat yang di KJRI Jeddah, saya mohon bantuan kepada bapak. Saya di sini sudah 18 tahun saya enggak pernah dipulang-pulangkan sama majikan. Saya minta pulang enggak dipulang-pulangkan. Dan, saya 18 tahun di sini gaji cuma seribu (Saudi Riyal), sekarang saya sering dikunci di kamar dua hari atau sehari, kadang dikasih makan kadang nggak.

Majikan saya NS, yang laki-laki sah. Saya di [wilayah] Al Samer, pak. Dan saya dari Indonesia, Jawa Tengah. Desa saya Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Saya mohon kepada bapak, minta bantuan kepada bapak, tolong saya pak. Saya sudah pingin pulang, sama majikan enggak dipulang-pulangin. Saya sudah 18 tahun di sini pak, mohon sekali lagi ya pak ya, tolong bantu saya. Terima kasih banyak pak pertolongannya."

Load More