Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 06 Juli 2020 | 20:12 WIB
Petugas di pos pendakian Gunung Lawu melalui Ceto mengecek suhu tubuh calon pendaki di pintu masuk jalur pendakian, Sabtu (4/7/2020). (Istimewa)

”Tadi sekitar 17 menit lalu sudah packing, siap untuk diturunkan. Untuk jalurnya mereka anak naik ke Geger Boyo terlebih dahulu, baru kemudian dievakuasi turun,” ucpanya.

Budi mengakui saat ini banyak pendaki yang masih berada di atas. Pasalnya selama beberapa waktu terakhir, banyak pendaki yang naik ke Gunung Lawu.

”Ada kalau 3.000-an orang. Mereka naik dari berbagai jalur, disana sudah seperti pasar malam,” ucapnya.

Hipotermia dan Kurang Perlengkapan

Baca Juga: Puncak Gunung Lawu Ditutupi Es, Suhunya Tembus 3 Derajat Celcius

Andi Sulis Setiawan (18) warga Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah merupakan korban yang meninggal di jalur pendakian Gunung Lawu. Andris meninggal diperkirakan karena hipotermia dan kurang perlengkapan.

Salah seorang relawan yang berpartisipasi dalam evakuasi, Andris Dwi Prasetya ini mengatakan dugaan awal yang menyebabkan Andi terjatuh ke jurang dikarenakan kondisi cuaca yang sedang berkabut. Hal inilah yang menyebabkan dirinya terjatuh ke jurang.

”Kondisi cuaca juga dingin. Selain itu dia juga kurang perlengkapan,” ucapnya.

Untuk evakuasinya, sudah ada lima tim yang akan mengevakuasi Andi. Namun regu kelima tidak ikut serta naik hingga ke puncak. Regu kelima ini bertugas hingga pos II untuk membawa logistic.

”Mereka juga yang nanti estafet kalau ada tim dari atas yang kelelahan,” ucapnya.

Baca Juga: Unggah Video Pendakian Gunung Lawu, Netizen Sebut Ada Sosok Misterius

Andris yang merupakan tim Badan SAR Nasional (BASARNAS) dari Trenggalek ini mengimbau pada para pendaki untuk benar-benar mempersiapkan alat pelindung diri (APD) dan logistik. Sebab, meski ada penjaga di masing-masing pos yang disiagakan, namun untuk pendakian tetap bergantung pada persiapan masing-masing.

Load More