Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 09 Juli 2020 | 10:13 WIB
Warga melintas dengan latar belakang gambar puncak Gunung Merapi terlihat dari Sungai Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (3/5). [ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah]

SuaraJawaTengah.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta warga di wilayah Soloraya waspada. Ini menyusul kondisi Gunung Merapi yang menggembung dalam beberapa hari terakhir.

BPPTKG mencatat hingga Rabu (8/7/2020) siang, status Gunung Merapi masih waspada. Sedangkan penggembungan terjadi pascaerupsi 21 Juni lalu.

"Memang ada penggembungan tubuhnya tapi kecepatan penggembungannya masih kecil. Penggembungan terjadi pascaerupsi 21 Juni lalu. Jadi sejak 22 juni sampai sekarang," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dikutip dari Solopos—jaringan Suara.com—Kamis (9/7/2020).

Humaida menjelaskan Gunung Merapi menggembung sekitar 0,5 sentimeter per hari. Kecepatan penggembungan masih tergolong rendah dibandingkan pada 2010 lalu yang mencapai 130 sentimeter dalam sebulan.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, BPBD Sleman: Jalur Evakuasi Masih Baik

Menurutnya dari indikasi yang ada, Gunung Merapi akan kembali mengalami erupsi atau akan tumbuh kubah lava.

Dia juga menyampaikan sebelum 21 Juni lalu sudah ada gempa vulkanik yang terjadi baik yang sifatnya dangkal maupun dalam.

"Memang sejak 2018 aktivitas Gunung Merapi tidak pernah berhenti, aktivitas terus ada. Jadi status masih waspada, artinya aktivitasnya di atas normal. Namun belum membahayakan penduduk di lereng Merapi. Asal di dalam radius 3 km dari puncak tidak boleh ada aktivitas warga," terangnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Merapi Jrakah, mengimbau masyarakat di lereng Gunung Merapi yang tengah menggembung tetap waspada.

"Intinya Merapi perutnya sedang membengkak. Artinya ada gerakan di dalamnya, kemungkinan dari magmanya. Maka posisinya masyarakat tetap waspada. Tetap bekerja tapi tidak boleh di dalam radius 3 km dari puncak Merapi. Itu sudah diketahui perangkat desa dan sukarelawan setempat," ujar Ganjar.

Baca Juga: Aktivitas Merapi Meningkat, 3 Jalur Evakuasi di Kawasan Lereng Rusak Parah

Untuk meningkatkan kesiagaan penanganan masyarakat di lereng Gunung Merapi, dia meminta agar dilakukan simulasi atau latihan mengungsi.

Load More