SuaraJawaTengah.id - Sinyal internet jadi barang mahal di Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro, Wonogiri. Untuk mendapatkan sinyal internet, harus naik bukit terjal sejauh 1 km.
Ini dilakukan sejumlah pelajar SD hingga SMA sederajat di Desa Tlogoharjo itu. Mereka mendaki bukit terjal demi mengikuti pembelajaran secara online.
Di desa mereka sinyal Internet sangat sulit didapatkan. Al hasil, demi mendapat jaringan yang lancar untuk mengikuti pembelajaran secara online atau dalam jaringan (daring) mereka harus mendaki bukit.
Lokasi bukit bernama Bukit Jambul di Desa Tlogoharjo itu sejatinya tak terlalu jauh dari permukiman warga, yakni sekitar 1 kilometer.
Hanya, bukti tersebut terjal sehingga cukup merepotkan bagi mereka.
Saat pandemi Covid-19, pembelajaran anak sekolah dilakukan secara daring. Mencari sinyal ke bukit merupakan satu-satunya cara agar anak-anak di Desa Tlogoharjo tetap bisa mengenyam pendidikan di tengah pendemi.
Sintia Aura Putri, 10, merupakan salah satu anak yang terpaksa mendaki Bukit Jambul untuk belajar. Pelajar yang saat ini duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD) 3 Tlogoharjo tersebut merupakan warga Dusun Jajar, Desa Tlogoharjo, Giritontro, Wonogiri.
Jarak antara rumahnya dengan bukit sekitar satu kilometer. Setiap hari ia bersama dengan 10 temannya jalan kaki untuk menuju bukit tersebut.
Seperti dilansir Solopos.com, Sepuluh pelajar yang mendaki bukit tersebut terdiri atas siswa SD, SMP, dan SMK.
Baca Juga: Demi Beli Ponsel untuk Belajar Online, Pelajar SMA Rampok Toko Emas
Mereka berangkat pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 15.30 WIB. Saat naik ke bukit, ada anak yang membawa bekal untuk makan siang dan ada yang tidak.
Jika membawa bekal, mereka bertahan dari pagi hingga sore di bukit. Jika tidak membawa bekal, saat siang mereka pulang dahulu untuk makan siang.
"Balik ke rumah kemudian kembali ke bukit tidak apa-apa. Lha gimana lagi tidak ada sinyal kalau di rumah," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (2/8/2020).
Saat berbincang dengan Solopos.com, Sintia sudah mendaki bukit dan tengah mengirimkan tugas pelajaran Bahasa Indonesia dari sekolah bersama temannya di Bukit Jambul.
Ia mengatakan mendaki bukit tersebut tak mudah. Sintia bersama teman-temannya harus melewati bebatuan, jalannya terjal, dan menikung.
Kadang rombongan pelajar pencari sinyal itu bertemu ular di perjalanan.
Berita Terkait
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
KPAI: SMAN 72 Bakal Belajar Online, Prioritaskan Pemulihan Psikologis Siswa Usai Ledakan
-
Kemendikdasmen Gandeng Skolla Hadirkan Pengalaman AI dan Metaverse di Belajar Online
-
JKT48 Official Store Hadir di Shopee! Makin Mudah Beli Merchandise Eksklusif!
-
Tampilan Antarmuka Baru dan Banjir Hadiah di Kelas Pintar, Bikin Belajar Makin Efisien dan Efektif
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan