SuaraJawaTengah.id - Perayaan Hari Kemerdekaan RI tiap tanggal 17 Agustus menjadi momen menggembirakan bagi segenap masyarakat Indonesia.
Masyarakat umumnya berlomba-lomba menampilkan kreativitas untuk menyambut 17-an. Diantaranya mempercantik lingkungan dengan berbagai pernak-pernik unik.
Contohnya seperti yang saat ini dilakukan warga RW 6 Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah.
Mereka membuat monster kresek berwujud Hanoman yang merupakan salah satu tokoh pewayangan.
Baca Juga: Bahaya Pandemi Corona, Warga Tangerang Dilarang Gelar Lomba 17 Agustus
Monster kresek setinggi 4,5 dan berdiameter 2,5 meter itu dipasang di pintu gerbang Jalan Nakula, Kelurahan Slerok, Kota Tegal.
Namun ada yang sedikit berbeda dari perwujudan Hanoman yang dibuat warga setempat.
Bila umumnya Hanoman diwujudkan dalam bentuk berbadan putih. Namun mereka membuatnya dengan serba hitam.
Usut punya usut, ternyata ada makna mendalam yang ingin disampaikan dalam monster kresek berwujud Hanoman hitam tersebut.
Sang kreator, Santoso (47) mengatakan, sengaja membuat perwujudan Hanoman dalam warna hitam untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya kantong kresek.
Baca Juga: Wali Kota Bekasi Ajak Warga Menyanyikan Lagu Indonesia Raya saat 17 Agustus
"Kita kasih contohnya sengaja Hanoman, di sini Hanoman berubah warna dari putih menjadi hitam. Itu sebagai contoh, makhluk putih seperti Hanoman saja bisa hitam karena tercemar zat bahaya dari kantong kresek," ungkapnya dikutip dari AyoSemarang—jaringan Suara.com—Kamis (6/8/2020).
Tujuannya, kata Santoso, agar masyarakat mengetahui bahwa kantong kresek itu beracun dan tidak bisa terurai.
"Ini juga untuk kebaikan anak cucu kita ke depan. Kalau tidak menyetop ya minimal mengurangi. Karena saat ini kresek sudah mencemari lingkungan seperti sungai dan laut," ucapnya.
Santoso mengatakan, untuk membuat monster kresek Hanoman itu dibutuhkan 5 kwintal kantong kresek.
Sementara untuk pembuatan, ia dan tiga orang lainnya membutuhkan waktu sekira dua minggu.
"Dari Juli kita keliling minta kresek berwarna hitam atau yang berwarna-warni bekas ke masyarakat. Kita kumpulkan," katanya.
Sementara itu, Ketua RW setempat, Dwidjo Prasetyo (52) mengatakan, tiap tahunnya di lingkungannya selalu merayakan momen 17 Agustus dengan cara unik dan menarik.
"Lingkungan kita memang selalu kompak dan ramai. Kita biasanya menonjolkan lampu. Baru tiga tahun ini kita buat patung raksasa," bebernya.
Di tahun 2018 silam, lingkungan setempat mendapat juara harapan I tingkat Nasional terkait patung dengan tema Asian Games.
Kemudian menjadi 20 besar tingkat Nasional pada tahun 2019. Saat itu, mereka membuat patung garuda.
Dwi mengatakan, pembuatan patung juga dibarengi dengan isu yang tengah hangat berkembang di masyarakat.
"Monster kresek dipakai karena kita belum bisa lepas dari masalah sampah. Awalnya kita mau bikin Covid-19, tapi masyarakat sudah jenuh dengan Covid-19, Jadi kita arahkan ke masalah sampah," jelasnya.
Sebab, ia menilai penggunaan kantong kresek itu masih marak di masyarakat tiap harinya. Bahkan, kresek menumpuk di saluran dan sungai.
"Jadi kami mencoba mengampanyekan kantong kresek. Minimal untuk warga saya. Supaya warga sadar dan tidak membiasakan penggunaan kantong kresek. Misal ibu-ibu mau ke pasar, bisa mulai dengan membawa tas dari rumah," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Biodata Dedy Yon Supriyono, Pingsan saat Kampanye Akbar hingga Muntah-muntah
-
Sosok Istri Dedy Yon Supriyono, Calon Wali Kota Tegal yang Pingsan Saat Kampanye
-
Datang Melayat, Sahabat Ungkap Wajah Jenazah Dina Mariana Sangat Tenang dan Damai
-
Komunitas Provokasi Siap Hadirkan Karya Teater 'Hanoman Mencari Cinta': Kisah Cinta Lintas Waktu
-
Takziah ke Rumah Duka, Cici Tegal Sebut Ikang Fawzi Masih Linglung Ditinggal Marissa Haque
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
Terkini
-
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Menang, Partai Golkar Jateng: Kerja Keras Seluruh Elemen
-
Waspada! Semarang Berpotensi Hadapi Hujan Lebat dan Angin Kencang Selama Sepekan ke Depan
-
Akademisi UIN Walisongo Soroti Praktik Politik Uang dan Lemahnya Peran Bawaslu di Pilkada 2024
-
Misteri Tewasnya Siswa SMK di Semarang: Polisi Bongkar Makam untuk Ungkap Fakta!
-
Hasil Sementara Pilkada Kendal: Tika-Benny Unggul Signifikan, Ajak Rival Bersatu