Scroll untuk membaca artikel
Rifan Aditya
Senin, 10 Agustus 2020 | 07:31 WIB
Detik-detik Penganiayaan di Solo, Perekam Istighfar Berkali-kali (Twitter)

SuaraJawaTengah.id - Beredar viral di media sosial, video detik-detik terjadinya penganiayaan dan pengeroyokan di Kampung Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah Sabtu (8/8/2020) malam.

Terdapat dua video yang diunggah oleh akun Twitter @Lady_Zeebo pada Sabtu (8/8/2020). Dalam rekaman itu, sekelompok orang melakukan aksi kekerasan terhadap pengendara motor yang melintas.

Wanita yang merekam video bahkan mengucap istighfar berkali-kali saat melihat aksi brutal tersebut.

Dalam video pertama, terlihat sekelompok orang mencegat motor yang lewat. Begitu pengendara itu melintas, mereka langsung menendangnya hingga terjatuh.

Baca Juga: Lindungi Korban Keributan di Mertodranan, Kapolresta Solo Kena Bogem Mentah

"Pateni, pateni, (matikan, matikan)," ujar seorang pria dari kelompok tersebut.

Mereka melanjutkan aksi brutalnya. Orang-orang kemudian memukuli pengendara motor yang sudah jatuh.

Kelompok ini melakukan aksi pengeyorokan sambil meneriakkan takbir "Allahu Akbar".

Perekam video yang merupakan warga di lokasi kejadian sontak langsung beristighfar.

" Astaghfirullah hal adzim,  sstaghfirullah hal adzim, mah dipukuli mamah, bayangno (bayangkan) mah, dipukuli mah," ucapnya.

Baca Juga: Keroyok Agung di Penginapan, Dua Remaja Diamankan Polisi

Si perekam video menyaksikan tindakan kekerasan ini dari balik jendela rumah. Ia pun tampak ketakutan saat pengeroyokan dan penganiayaan itu terjadi.

Terlihat pula seorang ibu yang mengintip dari jendela ikut menyaksikan kejadian tersebut.

Dalam video yang lain masih terdengar suara teriakan massa dari luar rumah si perekam video. Sekelompok orang itu terlihat melakukan tindakan perusakan kendaraan sambil terus meneriakkan takbir.

Wanita perekam video kemudian meminta ibunya untuk masuk ke dalam rumah.

Sang ibu tampak syok dan berkata, "Sepeda motornya ditabrak mobil dari belakang."

Mendengar hal itu, perekam video pun tambah ketakutan dan terdengar menangis.

Video selengkapnya dapat kalian saksikan di sini.

Banyak warganet yang kemudian mengecam aksi ini. Mereka ramai-ramai menulis komentar dengan meminta kepolisian untuk mengusut aksi brutal sekelompok orang di Mertodranan, Solo tersebut.

"Penegak hukum @DivHumas_Polri tidak boleh diam membiarkan anarkisme dan kekerasan," tulis @Lady_Zeebo.

"Apa jadinya negara ini kalau kelompok itu jadi besar. Gak terbayangkan pembantaian demi pembantaian akan jadi hal biasa sehari-hari. Tangkap dan basmi!" tulis @GerySpto.

Kapolresta Solo AKBP Andy Rifai. [Suara.com/Ari Purnomo]

Berdasarkan informasi yang diperoleh Suara.com, aksi brutal oleh sekelompok orang di Mertodranan, Solo ini disebabkan oleh kesalahpahaman.

Lurah Pasar Kliwon Supatno menjelaskan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.45 WIB.

"Tadi malam tidak ada bakar-bakaran. Pak polisi langsung antisipasi. Kejadian sekitar Maghrib sampai setelah Isya. Setelah itu dijaga terus oleh polisi. Jalarane (penyebab) nya kesalahpahaman. Ada warga saya mau lamaran. Rumangsane (Dianggap) cara yang melanggar," ujar Lurah Pasar Kliwon Supatno seperti dikutip dari Solopos - jaringan Suara.com, Minggu (9/8/2020).

Supatno mengaku ada pula aksi pelemparan batu oleh beberapa orang. Keribukan itu membuat sekitar tiga orang di Mertodranan terluka.

Aksi brutal ini terjadi di sekitar rumah Assegaf bin Jufri. Pihak keluarga berencana menggelar acara Midodareni yang diikuti 20 orang.

Tak tanggung-tanggung, kelompok laskar berjumlah sekitar 100 orang dengan menggunakan tutup kepala langsung mendatangi rumah tersebut. Mereka mempertanyakan kegiatan yang ada di dalam rumah sambil meneriaki ujaran kebencian.

Tak lama kemudian aparat dari Polresta Surakarta tiba dan melakukan negoisasi. Setelah 15 menit negoisasi berjalan kelompok laskar berteriak-teriak bahwa negoisasi kelamaan, sehingga aparat meminta tambahan waktu 15 menit untuk melakukan negoisasi ulang.

Selang berjalannya waktu ada sebagian keluarga sekitar 3 orang dengan mengendarai mobil dan sepeda motor akan keluar rumah tiba-tiba dari kelompok laskar langsung memukul dengan tangan kosong dan sebagian melempari dengan menggunakan batu.

Karena jumlah yang tidak seimbang dengan petugas maka keluarga tersebut mengalami luka-luka. Para korban di bawa ke RS Kustati Solo untuk penanganan lebih lanjut.

Akibat aksi brutal itu, Kapolresta Solo Kombes Andy Rifai turut jadi korban pemukulan saat mengevakuasi pihak keluarga.

Andy tak ingat berapa kali dirinya kena bogem mentah dari kelompok tersebut. Selain dia, ada beberapa korban lain yang mengalami luka akibat pukulan dan lemparan benda keras.

"Waktu saya berupaya melindungi mereka, sempat ada yang memukul saya. Tapi saya bertahan untuk tetap bisa mengamankan korban ini. Saya tidak ingat (berapa kali dipukul). Saya coba melindungi yang akan dievakuasi," kata Andy.

Berdasarkan pengakuan Kapolresta, kelompok yang menimbulkan kericuhan di Mertodranan, Solo ini tidak hanya melakukan aksi penyeroyokan. Mereka juga merusak beberapa kendaraan seperti mobil dan sepeda motor.

Load More