Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 19:13 WIB
Komisioner KPU RI Ilham Saputra menyerahkan tali asih donasi dari KPU se Indonesia kepada ibunda Henry Jovinsky di kediamannya, Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/8/2020). [Suara.com/Anang Firmansyah]

"Agar kemudian tidak ada lagi, siapapun, pihak manapun yang melakukan tindak kekerasan dan kriminalitas terhadap aparat kami di lapangan," terangnya.

Sementara itu, Vivin Monika (53) ibunda staf KPU yang dibunuh di Papua, Henry Jovinsky, mengucapkan terimakasih dengan adanya perhatian lebih dari pihak KPU.

Namun, ia sedikit menyesalkan anaknya tidak dibekali kemampuan lapangan.

"Cuma yang saya sesalkan memang, Mas Henry kurang dibreafing terkait ketidakamannya ada di sana. Harusnya kan ada pengawalan, jangan keluar karena keadaan di sana kan seperti itu," katanya.

Baca Juga: Staf KPU Yahukimo Tewas Dibunuh, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Selama bertugas hampir dua tahun ini menurutnya, Henry dikenal sangat polos. Hampir tidak memiliki prasangka apapun. Oleh sebab itu, kematian Henry yang mendadak karena dibunuh membuatnya sangat terpukul.

"Saya pokoknya kepengin bantuannya, supaya kasus anak saya diungkap. Saya sebagai seorang ibu, nggak mungkin tiba-tiba ada kaya OPM atau orang tidak dikenal. Pasti ada dalangnya. Karena itu pembunuhan berencana, anak saya diajak keluar. Paling nggak kan, ada yang sudah menyiapkan pisau di situ. Entah siapapun orangnya, harus ketahuan," katanya.

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More