SuaraJawaTengah.id - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berencana mengkreasikan bekatul menjadi bahan pangan untuk kemudian bisa bernilai jual tinggi. Mereka adalah enam mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) UNS.
"Langkah awal yang telah kami lakukan adalah sosialisasi kepada masyarakat sasaran yang berada di Desa Plosorejo, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar," kata salah satu anggota kelompok Puspita Annisa Utami yang berasal dari Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Fakultas Pertanian (FP) UNS di Solo, seperti dilansir ANTARA, Minggu (6/9/2020).
Ia mengatakan dipilihnya desa mitra tersebut salah satunya karena memiliki potensi yang cukup besar di sektor pertanian. Ia mengatakan salah satu produk utama dari pertanian di Desa Plosorejo adalah padi.
"Saat proses penggilingan padi ini terdapat limbah hasil gilingan yang disebut bekatul. Kami berinisiatif untuk mengolah bekatul tersebut menjadi olahan pangan yang fungsional serta menyehatkan, dari pada hanya untuk pakan ternak. Bekatul tersebut nanti akan kami olah menjadi 'cookies' serta kue kering lainnya," katanya.
Ia mengatakan pada program tersebut, para mahasiswa menggandeng kelompok dasawisma setempat. Menurut dia, nantinya para anggota dasawisma diajak untuk meningkatkan dan mengolah potensi bekatul tersebut.
"Yang pasti kami ingin meningkatkan produktivitas Kelompok Dasawisma Dahlia Putih dengan membuat inovasi olahan dari bekatul," katanya.
Ia mengatakan untuk langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terlebih dahulu. Selanjutnya, dikatakannya, para mahasiswa akan melakukan pendampingan dan pelatihan secara daring mengenai pengolahan bekatul menjadi bahan pangan.
"Sosialisasi yang kami lakukan nanti berupa pembuatan dan penayangan video melalui aplikasi zoom untuk mengurangi interaksi secara langsung. Kemudian untuk pendampingan mitra selanjutnya adalah sosialisasi mengenai pengemasan dan pemasaran produk hasil olahan tersebut," katanya.
Pihaknya berharap program tersebut dapat meningkatkan keterampilan dan pendapatan perekonomian masyarakat karena bisa menjual produk olahan bekatul tersebut," katanya.
Sementara itu, selain Puspita, para mahasiswa lain yang tergabung dalam kelompok tersebut yaitu Nurul Fadhilah, Cahyani Fahmiati, Rofiq Sulthon Febriansyah, Yasmin Afifah, dan Yunita Anggraini.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif