SuaraJawaTengah.id - Konsep daur ulang tidak hanya berhasil diaplikasikan untuk pengolahan sampah. Tapi digunakan untuk menambah nuansa baru pada fasilitas umum yang sudah ada juga bisa mengundang daya tarik wisata.
Upaya mendaur ulang fasilitas umum itulah yang dilakukan pengelola wisata Jembatan Polkadot di Desa Klakah, daerah perbatasan Kabupaten Boyolali-Magelang.
Unit wisata Badan Usaha Milik Desa Klakah menghias jembatan gantung yang menghubungkan desa mereka dengan Desa Windusabrang di wilayah Kabupaten Magelang menjadi spot wisata cantik.
Jembatan gantung dicat motif polkadot warna-warni yang kontras dengan latar lereng Merapi nan hijau. Di bawahnya mengalir Kali Juweh yang meliuk-liuk melintasi areal kebun milik warga.
Baca Juga: Syuting Film Hollywood Terhambat Oleh Pungli, Ganjar Pranowo: Telepon Saya!
"Kami harus kreatif mengelola aset yang ada di sekitar desa sehingga bernilai wisata dan ekonomi. Kebanyakan warga kami petani yang penghasilannya berkurang akibat pandemi Covid-19," kata Septriasno, Ketua BUMDes Klakah, kepada SuaraJawaTengah.id, Sabtu (3/10/2020).
Menurut lelaki paro baya yang biasa disapa Yosef ini, Covid-19 menyebabkan pasar penjualan produk pertanian jeblok. Kemudian muncul ide untuk mengelola tempat wisata untuk menggantikan sumber pendapatan warga.
Selain mengutip sewa lahan parkir untuk pemasukan desa, pengelola juga menyiapkan tempat berdagang untuk warga. Hanya separo tempat berdagang yang boleh dimiliki oleh warga luar desa, separonya harus ditempati oleh warga lokal.
"Warung-warung juga sebagian wajib menjual makanan yang dibuat warga sini. Warga luar desa hanya boleh menjual makanan cepat saji seperti mie instan dalam gelas atau minuman kemasan," ujar Septriasno.
Alasannya, nilai serapan keuntungan menjual makanan instan dan minuman kemasan sangat kecil bagi manfaatnya bagi masyarakat. “Kalau jual makanan tradisional kan nanti beli bahan-bahannya di tetangga. Jadi perputaran uang lebih cepat di desa. Semua bisa menikmati.”
Baca Juga: 2018, 4 Wisatawan Pertama Candi Borobudur Tunggangi Gajah
Jembatan Polkadot tadinya hanya jembatan gantung biasa yang mulai kusam dimakan karat. Dibutuhkan waktu 14 hari dan biaya Rp 25 juta untuk membersihkan karat dan mengecat jembatan sehingga kini layak pamer di Instagram.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
RKB Bela Sufmi Dasco: Tuduhan Terkait Judi Online Tak Masuk Akal dan Rugikan DPR
-
KUR BRI Dukung Warung Bu Sum Sate Kere Beringharjo Terus Tumbuh dan Lestari
-
Kisah Horor Rumah Sakit di Purwokerto: Banyak Hantu Menyerupai Dokter?
-
Lonjakan Trafik Idulfitri Capai 87,7 Persen di Jateng, Kebumen Tertinggi Penggunaan Jaringan Indosat
-
Misteri Dewi Lanjar dan Kisah Kelam Pantai Slamaran Pekalongan