Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 05 Oktober 2020 | 13:15 WIB
Kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020). [ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho]

"Kami coba menggunakan api juga sudah tidak bisa. Maka kami masih melakukan kajian dan penyelamatan yaikni observasi, mitigasi serta solusi," jelasnya.

Perihal adanya eksplorasi (pembuatan sumur dalam) di sekitar situs Mrapen juga diamini oleh Pengelola Api Abadi Mrapen, David Diyanto. Menurutnya, sumber Api Abadi Mrapen, sebelumnya memang menyemburkan api biru setinggi hampir 25 centimeter hingga selama ini dikenal sebagai situs api abadi.

Namun secara bertahap kekuatan semburan api biru tersebut semakin melemah dan puncaknya adalah pada 25 September 2020 lalu, saat semburan api biru sudah tidak tampak lagi, kendati suara gemuruh dan bau gas metana masih terasa meski lemah.

Semburan api Mrapen, tambahnya, terpantau mulai tak stabil setelah ada pengeboran sumur yang lokasinya berjarak sekitar 150 meter pada 12 September lalu.

Baca Juga: BMKG: Sebagian Wilayah Jateng Selatan Memasuki Awal Musim Hujan

Saat itu pengeboran sedalam 30 meter untuk mencari sumber air justru menyemburkan air bercampur gas yang akhirnya harus dihentikan.

Sebenarnya warga sekitar juga banyak yang sudah membuat sumur bor (sumur dalam) untuk mencari sumber air, namun yang keluar malah semburan air bercampur gas.

Dan terakhir pembuatan sumur di belakang toko moderen juga muncul semburan air bercampur gas. Sejak saat itu api abadi Mrapen mulai melemah.

Pada tahun 1996, masih jelasnya,  intensitas kobaran Api Abadi Mrapen juga sempat melemah dan cenderung kecil. Saat itu terselamatkan setelah ditemukan sumber gas metana baru dengan cadangan yang disebutkan jauh lebih besar.

Beberapa waktu lalu, saat api mulai melemah, pengelola juga sempat membongkar untuk mencari tahu penyebabnya. Setelah itu, sumber api kembali dibiarkan terlebih dahulu selama lima hari, dengan harapan gas metana masih bisa menyembur lagi. 

Baca Juga: Duh! Gantikan Masker, Pria Ini Gunakan Plastik Bungkus Makanan

Namun ternyata tetap tidak bisa, hingga akhirnya kondisi yang terjadi disampaikan kepada pemerintah.

Load More