SuaraJawaTengah.id - Warga Dusun Kolokendang, Desa Ngawen, Muntilan, Magelang mengadakan prosesi pengangkatan kayu sisa masjid peninggalan Panembahan Senopati.
Sisa kayu berupa blandar (kayu penyangga atap), usuk, dan pengeret (tali ikatan) masjid, diperkirakan terkubur selama ratusan tahun. Meski tidak utuh lagi, blandar berbahan kayu jati itu masih dapat dikenali.
Prosesi diawali dengan menggelar doa di lokasi penggalian yang dipimpin tokoh masyarakat, Zainal Mustofa. Potongan kayu sisa masjid kemudian diarak menuju Sendang Manis untuk disucikan dan dibawa ke bakal lokasi masjid yang baru.
Lokasi penemuan masjid kuno hanya berjarak sekitar 200 meter dari Sendang Manis yang dikenal sebagai petilasan Pangeran Singasari (Kiyai Raden Santri), adik Panembahan Senopati.
Masjid peninggalan Panembahan Senopati ini dan Sendang Manis diperkirakan dibangung pada rentang waktu yang sama.
Berdasarkan cerita turun-temurun warga sekitar, Kiai Raden Santri sering mukim di Dusun Kolokendang terutama di Bulan Ramadhan. Anak Ki Ageng Pamanahan, pendiri kerajaan Mataram Kuno itu kemudian membuka sumber mata air untuk kebutuhan bersuci.
“Untuk soko guru dan umpak (batu pondasi tiang masjid) itu belum bisa diangkat. Insyallah akan kita angkat semua dan kita gunakan untuk bahan pembangunan masjid yang baru,” kata Zainal Mustofa, Minggu (11/10/2020).
Lokasi penemuan sisa bangunan masjid berada di tanah milik keluarga almarhum Dirjo Suparto, warga Dusun Kolokendang. Wigati, salah seorang ahli waris mengizinkan penggalian dilanjutkan, asal lubang bekas galian nantinya diratakan kembali.
Dugaan adanya masjid kuno peninggalan Panembahan Senopati di Dusun Kolokendang, sebenarnya telah lama diketahui warga. Dirjo Suprapto, pemilik lahan pernah menemukan potongan kayu saat menggali tanah untuk kolam.
Baca Juga: Pesona Masjid Putih Serefudin di Bosnia, Mahakarya Arsitektur Islam Eropa
“Waktu itu saya masih SD. Karena takut, bapak saya kembali mengubur sisa kayu itu. Dulu cerita katanya ada masjid, tapi posisinya sebelah mana kan kita tidak tahu,” ujar Wigati.
Lokasi penemuan kayu kemudian digali kembali Jumat kemarin, setelah Zainal Mustofa mendapat isyarat untuk memindahkan sisa-sisa bangunan masjid ke lokasi yang baru.
“Mas Mustofa bilang ke saya kalau di situ ada benda keramat peninggalan masjid. Kalau saya ya terserah bagaimana baiknya, monggo saja.”
Sejarah penyebab terkuburnya masjid peninggalan Panembahan Senopati itu masih jadi misteri. Ada dua versi cerita masyarakat yang menjelaskan penyebab terkuburnya masjid.
Versi pertama menyebutkan struktur masjid amblas karena tanah di sekitar lokasi tergolong lunak sehingga tidak mampu menopang bangunan. Versi ini sesuai dengan kondisi Candi Ngawen yang berada tak jauh dari lokasi yang juga terkubur tanah saat ditemukan.
Sedangkan versi kedua menyebutkan bahwa bangunan masjid terkubur material vulkanik Gunung Merapi akibat letusan dahsyat tahun 1872. Material batu dan pasir mengubur permukiman penduduk yang ada di bantaran kali yang dilalui lahar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial
-
Didukung BRI, Flyover Sitinjau Lauik Hadirkan Akses Lebih Aman dan Efisien di Sumatra Barat
-
Balas Dendam Akademis Uya Kuya: Rumah Dijarah Akibat Hoax, Kini Lulus S2 Hukum IPK 3,72